Friday, 2 May 2008

Requiescat in Pace: Lady Di

Kathedral Westmisnter Abbey, Altar Terakhir Lady Dy


SABTU, 6 September 1997. Kita tak tahu pasti, apa yang tengah bergejolak di lubuk terdalam masyarakat dunia ketika jarum jam raksasa Big Ben di London berdentang keras dan waktu menunjukkan pukul 10.00 (16.00 WIB). Yang pasti, suasana hening-haru akan menyergap 2.000 pelayat dari seluruh dunia di sudut-sudut Katedral Westminster Abbey yang bersiap mengikuti upacara pemakaman "Princess of the People" Diana (1961-1997).

Upacara pemakaman di Westminster Abbey dan kemudian upacara penguburannya di kompleks pemakaman keluarga Spencer di Althorp, Northamptonshire, sekitar 100 km dari London, adalah tempat-tempat terakhir "kehidupan" Putri Diana di dunia fana. Tak heran kalau kedua gereja kini jadi sorotan warga dunia. Terutama mereka yang setia mengikuti menit demi menit hari-hari terakhir Putri Diana sebelum dimakamkan.

Sampai hari ini, jenazah Putri Diana masih disemayamkan di Kapel Royal di Istana St James di London. Kapel Royal sudah lama menjadi "kamar doa" favorit keluarga kerajaan. Kapel Royal menjadi saksi bisu atas peristiwa perkawinan Ratu Victoria, Februari 1840 silam. Di situ pula Raja Charles I menerima komuni pertamanya, 30 Januari 1649.

***
KATEDRAL Westminter Abbey mendapat tempat tersendiri di hati rakyat Inggris, terutama keluarga kerajaan. Sejak dibangun tahun 1065 oleh Willem the Confessor dan direnovasi abad ke-13 dan ke-16, bangunan gereja berarsitektur gotik ditandai dengan lengkungan-lengkungan tinggi dan lancip hingga kini tetap mempunyai daya tarik tersendiri. Katedral itu jadi saksi bisu atas pernikahan dan upacara pemakaman serta kuburan 12 raja, 16 ratu (di antaranya, Ratu Elizabeth I tahun 1603), dan sejumlah selebriti Inggris seperti Charles Dickens, William Shakespeare (abad ke-18), PM Sir Winston Churchill (1965). Lebih dari itu, bangunan sama ikut jadi lokasi bersejarah di mana semua raja dan ratu Inggris dinobatkan.

Di Westminster Abbey itu pula Elizabeth II dinobatkan jadi Ratu dan Kepala Negara Inggris (1947), menikah dengan Pangeran Philip (1953); tempat pernikahan Putri Anne (1973), dan Pangeran Andrew (1986). Namun, Pangeran Charles menikahi almarhumah Putri Diana, 29 Juli 1981, bukan di Westminster Abbey, melainkan di Katedral St Paul yang akrab disebut-sebut sebagai "Cathedral of the People". Meski tak lagi "resmi" jadi anggota keluarga istana tapi karena dicintai mayoritas warga dunia, Putri Diana mendapat privilese: ibadat pemakamannya diadakan di Westminter Abbey yang selama ini praktis jadi simbol pusat "legitimasi religius" bagi keluarga Kerajaan Inggris.

Tak ayal, "perjalanan" terakhir Putri Diana mengikuti "jejak" Lord Nelson dan Lord Mountbatten. Upacara pemakaman paman Pangeran Charles, korban serangan bom pasukan Irish Republican Army (IRA), terjadi tahun 1979 silam.

Setiap orang beragama meyakini, upacara ritual pemakaman dan penguburan adalah tindak dan ungkapan sikap hormat kita kepada sesama manusia yang kita cintai, meski telah meninggal dunia. Dan untuk memeluk realitas hidup tak terelakkan itu, warga dunia yang mencintai Putri Diana menyediakan diri datang guna mau "menemani" detik-detik terakhir almarhumah sebelum akhirnya "dipeluk" bumi yang telah melahirkannya.

Ash to ash. Sama seperti semua manusia yang semula berasal dari tanah, akhirnya Putri Diana pun dalam sekejap akan menjadi tanah kembali. Itulah sebabnya mengapa Alfred Austin sampai berani mengatakan, "A tragedy at last, because life ends with death!" (menjadi sebuah tragedi akhirnya, bahwa hidup itu berakhir dengan kematian). "Putri Semua Masyarakat", requiescat in pace! Semogaberistirahat dalam kedamaian surgawi! (Mathias Hariyadi)

Written and posted by Mathias Hariyadi
Published by Kompas, Wednesday 3 September 1997
Source: Database Kliping MATHIAS HARIYADI
125.160.216.33
Katedral Westminster Abbey menjadi Saksi
KOMPAS - Rabu, 03 Sep 1997 Halaman: 6
Penulis: HARIYADI, MATHIAS Ukuran: 3923
Foto: AP/Katedral Westminster Abbey

No comments: