Monday, 26 May 2008

Berenang Menyeberang Selat Sunda

Cinta Bahari di Lintas Selat Sunda

Mata Yohana Meilana tampak berkaca-kaca saat peserta disalami oleh Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Suharto. Mei -begitu dia biasa dipanggil- adalah satu dari tiga perenang putri peserta Lomba Selat Sunda 96 (LSS). Lainnya adalah Catherine Kalalo (17), Fransiska Wijaya (16), dan Elsi Yuniar. Melengkapi daftar para peserta renang putri yang masih muda belia itu juga Johan Jauhari (13) -peserta pria termuda yang kini masih duduk di kelas tiga SMP di Palembang.

Takut berenang menyeberangi Selat Sunda waktu malam? "Ah, nggak juga. Apa sih yang perlu ditakutkan selama berenang di laut? Paling-paling di situ hanya ada ombak dan ikan," kata Mei, pelajar kelas dua sebuah SU di Palembang, beberapa menit sebelum start LSS'96 di Dermaga Bakauheni, Lampung Selatan, Jumat (25/10) dinihari lalu.

Ungkapan senada juga meluncur dari bibir Catherine. Bersama dengan para peserta lainnya -semuanya berjumlah 72 orang- kelima peserta muda LSS'96 itu tampak sibuk mengatur semua peralatan renang. Di antaranya, snorkel, sepatu katak, baju selam terbuat dari nilon, dan tak kalah pentingnya juga stick lamp. "Lampu bertenaga fosfor dan mampu menyala secara maraton selama enam jam itu berfungsi sebagai lampu penunjuk lokasi. Itu guna memudahkan para petugas SAR agar bisa mendeteksi lokasi para perenang bilamana terjadi keadaan darurat," kata Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Suharto.

Sementara, guna melindungi kulit dari kemungkinan terkena ubur-ubur, para perenang diwajibkan mengolesi tubuhnya dengan vaseline. Melengkapi 72 orang peserta di atas adalah seorang kolonel dari Angkatan Laut Australia -satu-satunya peserta asing yang bergabung dalam LSS.

Selain meraih prestasi, keselamatan para perenang -para peserta LSS'96- adalah satu faktor yang mendapat perhatian penuh dari panitia LSS. Menurut Kepala SAR LSS'96 Letkol (Mar) Hasan Hariadinata, demi keselamatan pihaknya menyediakan dua buah helikopter, satu LST (landing ship tank) KRI Cendrawasih, sebuah kapal perang kelas frosch, dan beberapa puluh kapal karet dengan para anggota SAR sebagai penumpangnya.

Kegiatan LSS'96 diadakan dalam rangka peringatan HUT Korps Marinir ke-51 dan secara khusus ingin menyemarakkan Tahun Bahari 1996. Menurut catatan Korps Marinir, LSS'96 itu adalah kegiatan renang menyeberangi Selat Sunda yang keenam kalinya.

Menyinggung arti strategik LSS'96, Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Suharto berpendapat, kegiatan lomba renang dan dayung menyeberangi Selat Sunda sejauh 18 mil laut jarak lurus itu setidaknya bisa menunjukkan ketangguhan bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari. "Lebih dari itu, LSS juga mencerminkan kecintaan bangsa kita sebagai bangsa bahari," tandas Suharto.

Keluar sebagai perenang tercepat dalam kegiatan LSS'96 itu adalah Pratu (Mar) Tayuri dari Brigade Infanteri II Jakarta. Ia berhasil menyeberangi Selat Sunda sejauh 18 mil laut jarak lurus dalam tempo 8 jam 47 menit. Menyusul tempat kedua adalah Catherine Surya yang menempuh waktu 17 menit lebih lama. Sedangkan posisi ketiga ditempati Sertu (Mar) Sukirno Hadi dari Markas Komando Korps Marinir Jakarta (Kompas, 27/10).
(Mathias Hariyadi)

Written and posted by Mathias Hariyadi
Published by Kompas, Monday 28 October 1996
Halaman: 12
Penulis: HARIYADI, MATHIAS
Ukuran: 3343

No comments: