Sunday, 25 May 2008

Ke Jakarta Mengenang Cinta dan Teman

Bulantrisna Mencari Cinta

JAUH-jauh dari Bandung ke Jakarta hanya untuk urusan tari dan kangen-kangenan. Itulah yang baru saja dilakukan mantan penari legong profesional Kamis (10/12) malam lalu, yang catatan prestasi menarinya nyaris sepanjang namanya, Dr dr Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik (51).

Begitulah cucu raja terakhir Karang Asem, Bali, ini rela naik kereta api dari Bandung menuju TIM Jakarta hanya untuk melepas kangennya pada dunia tariyang sempat melambungkan namanya di panggung dunia internasional.Namun lebih dari itu, niat lainnya adalah melepas rasa kangennya pada kawan-kawan lama mantan seprofesi menari.


"Saya ingin melihat kawan-kawan lama menari. Karena di situ akan menari Menul Sularto, sementara di belakang layar ada Retno Maruti sebagai penata artistiknya. Mereka adalah kawan-kawan lama, dengan siapa kami dulu sering manggung bersama di hadapan mendiang Presiden Soekarno dan mantan Presiden Soeharto" paparnya.


Menurut doktor lulusan Universitas Antwerpen, Belgia (1996) ini, kepergiannya ke TIM itu sebenarnya hanya menuruti kata hatinya yang kini dirundung perasaan kangen menyaksikan tarian klasik. Sebuah argumentasi sangat beralasan, karena TIM menyelenggarakan pementasan Bedaya Lala, sebuah tarian Jawa klasik yang dibawakan sembilan penari profesional di antaranya Menul, Nungki, dan Maria D Hutomo. Mereka menari mengiringi pembacaan cerpen Danarto.


Desakan batin itulah yang mendorong Bulan dokter kelahiran Deventer (Belanda) 8 September 1947 ini sampai ke balik panggung, menemui mereka. (ryi)

Written and posted by Mathias Hariyadi
Published by Kompas, MOnday 14 Decemeber 1999
Photo credit: Kompas/Mathias Hariyadi
Source: Kompas, Database Kliping 222.124.79.135
Nama dan Peristiwa: Dr dr Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik (51)
KOMPAS - Senin, 14 Dec 1998
Halaman: 12
Penulis: RYI
Ukuran: 1657
NAMA DAN PERISTIWA

No comments: