Tuesday 6 May 2008

Pabrik Tawa Artis Indonesia

Mari Tertawa bersama Artis

WAJAH cantik, segar dalam kemudaan, dandanan sophisticated, penampilan bercita-rasa kota besar, di tengah panggung kesenian tradisional: inilah adegan yang makin sering kita temui dalam tayangan-tayangan kesenian tradisional di televisi. Para bintang layar kaca yang sering muncul di sinetron maupun iklan, penyanyi, tiba-tiba saja ikut manggung bersama para pelawak, aktor wayang orang, dan ketoprak.

Ada sebuah perubahan dalam dunia hiburan. Dulu, bintang film merasa seperti menanggung "aib" kalau harus berpentas di panggung kesenian tradisional. Sekitar tahun 80-an, pernah seorang aktor yang kondang waktu itu dan kini masih sering muncul di televisi, uring-uringan di panggung Srimulat di Taman Ria Remaja Senayan, karena kemunculannya sebagai bintang tamu di situ diliput pers. "Nanti dikira saya tidak laku main film, terus muncul di Srimulat," ucapnya.

Arus kini berbalik. Dunia film Indonesia "mati suri". Dunia sinetron konon juga dalam proses surut.

Di luar gejala produksi itu, mungkin ada gejala lain: bahwa proses pencarian identitas dari arus kapitalisme dunia hiburan yang serba gemerlap juga terus berlangsung. Proses pencarian identitas ini barangkali termasuk pencarian bentuk baru kesenian-kesenian tradisional di satu pihak, keinginan para artis dunia hiburan modern mencari pengalaman baru di lain pihak. Maka, terjadilah pertemuan. Panggung kesenian tradisional menjadi forum rendez-vous (tempat kencan) antarseniman berbeda "jalur" itu.
***
TERSANJUNG, ini ungkapan paling pas untuk menggambarkan isi hati sejumlah artis yang pernah menjadi bintang tamu dalam Srimulat, Ketoprak Humor, dan Wayang Orang Bharata. "Pokoknya senang dan puas lahir-batin," ungkap Peggy Melati Sukma (22). Ia puas karena lewat Srimulat bisa menjajal kemampuan aktingnya, selain mendapat honor lumayan. "Besarnya 60 persen honor main dalam satu episode sinetron," jelasnya.

Penyanyi Vinny Alfionita (26) punya kesan sama. "Awalnya deg-degan karena saya bukan pelawak. Srimulat ikut memperluas wawasan seni dan saya puas," ungkapnya. "Itu secara tak langsung ikut mengatrol saya, selain kesempatan melatih akting," tandas bintang seksi Shinta Bella. "Srimulat itu sudah tenar. Jadi tak ada alasan tak senang," kata artis cantik Venna Mellinda.

Mereka tak sendirian. Sejumlah artis lain yang pernah menjadi bintang tamu juga punya kesan sama. Taruhlah itu Cut Keke, Susi Adella, Elma Theana, Diah Permatasari, Ulfa Dwianti, Yurike Prastica, dan Nia Lavenia.
***
BUKAN hanya di Srimulat, para artis-yang sebagian tak bisa berbahasa Jawa-bisa berhumor ria. Ketoprak Humor kini pun menjadi rendez-vous baru di mana sinergi antarseniman bisa "bertemu". Di ketoprak ini, sejumlah artis menjadi bintang tamu. Artis sekaligus penyanyi Misye Arsita adalah contoh paling gres, selain tentu saja Waldjinah, Murtisari Dewi, dan Ulfa Dwianti.

Sejak Ketoprak Humor mengudara pertama kali di RCTI, artis asal Surabaya ini sudah melibatkan diri. Boleh dibilang, Misye menjadi artis langganan karena setiap kali pentas Ketoprak Humor, artis ini selalu dilibatkan. Yang pasti, ungkap Misye, ia memang amat peduli dengan ketoprak.

Itu beralasan, karena dunia teater tradisional tak terlalu asing baginya. Peraih piala Vidia sebagai Pemeran Pembantu Wanita Terbaik pada Festival Sinetron Indonesia 1996 lewat Saat Memberi, Saat Menerima ini sedari kecil telah mengakrabi ketoprak. Suwardi, kakeknya, punya satu grup kesenian itu.

"Setiap kali liburan panjang sekolah, saya ikut main sebagai penari Bedhaya atau tokoh anak-anak," tuturnya sebelum pentas Ketoprak Humor berlakon Dalang Soponyono di Gedung Kesenian Jakarta, beberapa waktu lalu. Malam itu ia berperan sebagai Mbok Emban alias wanita pengasuh putri kerajaan.

Sebelum ini, ia pernah tampil bersama kelompok ketoprak asuhan Taman Mini Indonesia Indah selama dua tahun. "Saya mau main, karena memang suka," ucapnya.

Ia mengaku selalu tertantang dengan peran-peran yang dibawakannya. Saat memerankan tokoh dayang (pembantu), ia memutar otak agar permainannya bisa mendatangkan gelak tawa penonton. Karena itu, sengaja tetap dipakainya sepatu yang bertumit tinggi. Penonton betul-betul tertawa.

"Mana ada dayang bersepatu? Justru dengan itu, saya bisa membuat penonton tergelak," ujarnya. "Pokoknya semuanya saya jalani dengan senang hati," katanya membandingkan main sinetron dan ketoprak. "Apalagi, honor main ketoprak tak kalah lumayan," tambahnya renyah.

Dalam waktu dekat ini, kehadiran para artis di tengah kesenian tradisional agaknya tetap akan menjadi sebuah trend. Termasuk, dalam acara-acara Lebaran yang sudah siap di depan mata. Maka, bersiaplah tertawa bersama para artis. (Mathias Hariyadi)

Written and posted by Mathias Hariyadi
Sulastri Soekirno (tri) also joined me during the reporting.
Credit photo by Kompas/Mathias Hariyadi
Models: Shinta Bella and Misye Arsita
Published by Kompas, Friday 15 January 1999
Hlm 1, Ukuran: 5020

No comments: