MELAWAN suatu sistem yang telah mapan selama bertahun-tahun, membutuhkan perjuangan yang seakan tak ada habisnya. Apalagi bila mereka yang berada dalam sistem tersebut merasa senang dengan posisi yang diperolehnya berkat sistem itu. Mereka akan berusaha keras mempertahankan sistem itu, meski mungkin mudaratnya lebih banyakdaripada manfaatnya.
Dalam kondisi seperti itulah, Hunter "Patch" Adams (Robin Williams) justru menemukan arah hidupnya. Film Patch Adams diawali dengan kebingungan Adams akan tujuan hidupnya. Merasa tak ada gunanya hidup, ia berniat bunuh diri. Hasrat itu urung dilakukannya, Adams memilih masuk rumah sakit jiwa (RSJ) yang diharapkannya bisa menolongnya.
DI RSJ,
Caranya,
Film berlatar belakang akhir tahun 1960-an dengan pendekatan drama komedi ini bergulir dengan keputusan
ADAM dianggap aneh, karena sebagai mahasiswa kedokteran ia tak menjaga wibawa calon dokter, "orang yang berkasta" lebih tinggi dari pasiennya. Padahal tata nilai itu sudah mapan selama bertahun-tahun. Tingkah Adams yang selalu berusaha menyenangkan hati pasien--misalnya menjadi badut dan mengajak bermain pasien anak-anak--mengganggu Walcott (Bob Gunton), dekannya.
"Kalau ingin menjadi badut, segera bergabung dengan kelompok sirkus, jangan sekolah di fakultas kedokteran ini," kata Walcott kepada
Sementara menurut
Pertentangan antara sistem yang mapan dan
Sementara Adams menerapkan metode dengan mendirikan rumah sakit di tanah milik seorang rekannya sesama pasien RSJ. Ia tak gentar walau Walcott berhasil "membawanya" ke sidang Dewan Kehormatan Medik Universitas
Film ini diangkat dari kisah nyata yang ditulis dalam buku berjudul "Gesundheit: Good Health is a Laughing Matter (1983), karya Hunter Doherty Adams dan Maureen Mylander. Film arahan sutradara Tom Shadyac (karyanya yang lain Ace Ventura: Pet Detective, The Nutty Profesor, Liar Liar) ini, skenarionya ditulis Steve Oedekerk.
Dalam kehidupan nyata, orang semacam Hunter "Patch"
Foto: Universal Studios
Written by Mathias Hariyadi
Kompas, Kamis, 27 May 1999 Halaman: 32
Penulis: ryi
No comments:
Post a Comment