Monday, 19 January 2009

Museum Punya Banyak Sahabat

LATAR BELAKANG

SAHABAT MUSEUM adalah komunitas anak muda yang peduli dan mempunyai minat yang sama mengenai peninggalan sejarah, heritage, heritage, seni dan budaya nusantara. Komunitas SAHABAT MUSEUM ini dimulai ketika Adep Purnama yang biasa dipanggil ADEP, pelopor SAHABAT MUSEUM (yang kemudian menjadi ketua SAHABAT MUSEUM) tertarik untuk mengikuti perjalanan pertama program Wisata Kampung Tua yang diselenggarakan oleh Museum Sejarah Jakarta pada bulan Juli 2002. Setelah mengikuti perjalanan tersebut, ia mempunyai ide, minat & tujuan untuk membantu museum dalam membenahi acara yang dianggap sangat menarik dan berpotensi untuk dipublikasikan untuk menjadi edutainment kepada masyarakat umum. Untuk itu, ia menghubungi beberapa rekannya yang berpikiran sama, dan sepakat untuk membentuk suatu komunitas pecinta sejarah yang mengajukan konsep education & entertainment dengan nama SAHABAT MUSEUM.

TUJUAN


Tujuan dibentuknya komunitas SAHABAT MUSEUM adalah untuk berbagi informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah, heritage, seni dan budaya, baik mengenai Indonesia pada umumnya, maupun Jakarta pada khususnya. SAHABAT MUSEUM juga memberikan informasi dan mengadakan kunjungan – kunjungan ke museum museum, lokasi lokasi dan bangunan bangunan yang mempunyai nilai sejarah yang sangat menarik untuk dikunjungi.


VISI dan MISI


Visi SAHABAT MUSEUM adalah untuk memberikan pendidikan sekaligus entertainment (edutainment) kepada berbagai kalangan dengan cara tersendiri. Dengan berbekal pengetahuan yang matang mengenai sejarah Jakarta, pengalaman serta jiwa entertain yang penuh semangat, SAHABAT MUSEUM telah membuktikan kesuksesannya dalam merangkul masyarakat awam untuk tertarik terjun dan berpartisipasi dalam kegiatan SAHABAT MUSEUM.

Misi yang ingin dicapai oleh SAHABAT MUSEUM adalah untuk mensosialisasikan semua itu dan mewujudkan cita-cita untuk dapat menjadikan Jakarta sebagai kota sejarah yang dikenal dunia internasional.

Moderator

Bagi kalian yang baru saja bergabung, milis ini dibantu oleh 4 moderators (deedee caniago, ninta sebayang, mayasari taufik, galuh fajar). Hingga saat ini, tanggal 23 Juni 2008, anggota milis sahabat museum sudah mencapai 3672 orang.

Plesiran Tempo Doeloe

Acara tetap bulanan kami adalah acara Plesiran Tempo Doeloe, biasa disingkat dengan PTD (atau PiTiDi kalo yang ngomong Cinta Laura), yaitu acara jalan2 sejarah santai mengunjungi beberapa lokasi sejarah.

PTD terbagi dalam 2 jenis, PTD dalam kota dan PTD luar kota. PTD dalam kota biasanya diadakan sebulan sekali, yang jatuh pada hari minggu diakhir bulan nya (catet yaaa), sedangkan untuk PTD luar kota biasanya sesuai dengan jadwal yang sudah dilemparkan ke milis sebelumnya.

Semua anggota BatMus atau bukan bisa mengikuti acara dan kegiatan BatMus asalkan sehat jasmani & rohani, dan mengikuti ketentuan & peraturan yang berlaku.

Untuk mengikuti acara PTD, calon peserta bisa melihat pengumuman atau informasi acara yang biasanya di posting di milis beberapa minggu sebelum acara, kemudian mendaftarkan diri dengan mengirimkan email ke adep@cbn.net.id BUKAN ke milis BatMus. Dan setelah mendapatkan konfirmasi keikutsertaan & nomor urut, calon peserta akan diminta untuk mentransfer biaya keikutsertaan acara.

Biaya keikutsertaan PTD dalam kota sebesar Rp 30,000 sampai Rp 75,000/orang (tergantung program & lokasi plesiran), sudah mencakup kunjungan & tiket masuk ke lokasi2 sejarah atau bangunan2 tua, informasi yang diberikan oleh nara sumber, snack ringan khas BatMus (roti buaya) & kadang2 ada tambahan tontonan film sejarah, diskusi atau bedah buku, keceriaan dan syukur2 bisa masuk koran/majalah/TV karena BatMus sering sekali diliput oleh media di setiap acaranya ;-)

Cara keikutsertaan PTD luar kota hampir sama, hanya saja biaya PTD luar kota berbeda setiap kota nya, tergantung lokasi tujuan wisata, biaya transportasi, akomodasi, makanan, dll dsb, dan biasanya calon peserta PTD luar kota akan sebelumnya akan diminta untuk transfer down payment (DP) beberapa minggu dimuka.

Cara pembayaran PTD bisa melalui 3 bank yang disediakan :

Bank BCA : 2371425693 BCA cab Pondok Indah atas nama ADE HARDIKA PURNAMA

Bank MANDIRI : 101.000.44.34.088: cab Pondok Indah atas nama ADE HARDIKA PURNAMA

Bank BNI 46 : 0148445465 cab Pondok Indah atas nama ADE HARDIKA PURNAMA

Peraturan Mailing List Sahabat Museum

  1. Milis ini dibangun untuk ajang berdiskusi dan berbagi informasi tentang hal hal yang berhubungan dengan sejarah, heritage, tempo doeloe, kegiatan kegiatan batmus dan semua hal2 yang terkait didalamnya. Siapa saja boleh menjadi anggota, dan boleh ikut serta berpartisipasi dalam segala macam acara dan kegiatan batmus

  1. Semua member milist diperbolehkan mem posting segala macam informasi yang berhubungan dengan hal hal tersebut diatas

  1. Dilarang menggunakan media ini untuk promosi bisnis pribadi/perusahaan, iklan yg tidak berhubungan dengan forum, MLM, mengirim email yang berisikan chat (email pendek/sepotong tanpa identitas yang jelas), email berantai dan sejenisnya.
    Setiap anggota yang melanggar akan langsung dikeluarkan/ Banned dari milis tanpa/dengan peringatan terlebih dahulu

  1. Mohon perhatikan sebelum mengirim email membaca kembali apakah email tersebut pantas dibaca oleh ratusan orang yg tidak membutuhkannya, jadi silahkan japri ke email yg bersangkutan juga hindari cross posting, supaya tidak menjadi junk mail yang memenuhi kapasitas inbox

  1. Attachement tidak diperbolehkan di milis untuk menghindari virus yang sering menyerang milis. Apabila ada photo photo atau gambar gambar yang ingin di sharing, silahkan masukan link ke website yang memuat photo-photo tersebut

  1. Silahkan Bertukar informasi dan berdiskusi dengan baik, bersahabat, dan
    dengan semangat membangun. Hindarilah perdebatan yang tidak perlu yang mengarah ke perpecahan

  1. Saat me-reply disarankan untuk menghapus baris-baris "quote" yang sudah tidak
    diperlukan agar tidak membingungkan pembaca, sekaligus mengurangi besar email.

  1. Diperkenankan mengirim cuplikan artikel dengan menyebutkan sumber aslinya.
    Jika artikel tersebut tersedia di Internet, mohon disertakan alamat URL aslinya.
    dan apabila FW mohon di hapus bagian yg tidak perlu

  1. Mohon mengisi kolom "SUBJECT", sesuai isi email anda.
    Gunakan "Plain Text" dalam pengiriman email, hindari "Rich Text" atau "HTML
    format".

  1. Gunakan bahasa yang sopan dan sederhana yang bisa dimengerti oleh semua orang, dikarenakan anggota milis terdiri dari berbagai macam latar belakang dan usia yang berbeda

  1. Apabila menanyakan sesuatu, harap menunggu respond dengan sabar dikarenakan tidak semua orang mempunyai akses internet selama 24 jam, sehingga perlu waktu untuk menjawab semua pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Semua angota milis dipersilahkan untuk saling membantu sharing informasi yang diketahui mengenai pertanyaan pertanyaan yang diajukan, maupun mengenai informasi seputar sejarah, heritage, tempo doeloe yang menarik untuk di sharing ke semua anggota milis

  1. Bagi yang melanggar ketentuan-ketentuan di atas, emailnya dapat di-moderat atau bahkan langsung di-banned oleh Moderator tanpa/dengan pemberitahuan sebelumnya

  1. Moderator berhak untuk melakukan perubahan terhadap ketentuan ini sesuai dengan
    kebutuhan.

Sekilas singkatan2 yang sering digunakan di milis BatMus

1.BatMus = Sahabat Museum

2.PTD = Plesiran Tempo Doeloe = acara jalan2 wisata sejarah bulanan BatMus

3.PinTong = Pindah Tongkrongan = acara kumpul2 anak2 BatMus yang berpindah2 dari satu tempat ke tempat lain dalam satu harinya. Bisa nonton bareng (film sejarah/dokumenter/atau film 21 yang terkini),photo2 bareng, ngafe & ngupi bareng, makan2 bareng, karaoke bareng,dll dsb.

Multiply

Untuk melihat ”wajah” teman2 anggota BatMus, silahkan add :

Multiply : http://sahabatmuseum.multiply.com

Sekian sekilas informasi mengenai sahabat museum. Apabila masih ada yang perlu ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui jalur pribadi (japri) alias email ke adep@bn.net.id, HP di 0818-949682 atau join milsnya di sahabatmuseum@yahoogroups.com

Inferno di Pertamina Plumpang Deposito

Jakarta: incendio devasta il deposito di Plumpang. Ancora ignote le cause del rogo
di Mathias Hariyadi

Questa mattina i vigili del fuoco hanno domato le fiamme nel deposito della Pertamina a nord di Jakarta. Secondo una stima provvisoria i danni superano il milione di euro. Il governo ha formato un team di investigatori per risalire alle cause dell’incendio. Già in passato il deposito di carburante era finito nel mirino dei terroristi.

Jakarta (AsiaNews) – Un team di esperti ha avviato le indagine per risalire alle cause del rogo - incidente o attentato - che ha devastato il deposito di carburante di Plumpang, a nord di Jakarta. La task force è composta da poliziotti e rappresentanti del colosso statale dell’energia Pertamina, proprietaria del deposito di carburante in cui, lo scorso 17 gennaio, è divampato un gigantesco incendio le cui fiamme sono state domate solo oggi dai vigili del fuoco.

“Gli investigatori hanno iniziato i rilievi”, conferma Anang Rizkani Noor, vicepresidente della Pertamina Corporate Communication. Secondo le prime stime i danni ammonterebbero a 15 miliardi di rupie indonesiane (poco più di un milione di euro), ma i vertici del gruppo stanno ancora valutando il totale delle perdite. “Siamo in attesa dei risultati dagli inquirenti” aggiunge il manager, secondo il quale nel rogo sono andati perduti tra i 1500 e i 2000 chilolitri di carburante. Egli aggiunge che la temporanea chiusura del deposito di Plumpang non comporta rischi a livello di rifornimenti per la capitale; sono stati attivati altri depositi Portamina a Cikampek, Padalarang e Merak i quali hanno iniziato a erogare il carburante necessario per rispondere ai fabbisogni di Jakarta e dell’area circostante.

Il vicepresidente della compagnia di Stato assicura che “la scorta” di Plumpang si è salvata e vi sono ancora “60mila chilolitri disponibili nei depositi” risparmiati dalle fiamme. Già in passato il complesso è finito nel mirino dei terroristi, i quali hanno minacciato di far esplodere i depositi di carburante in prossimità dell’esecuzione della condanna a morte per gli attentatori di Bali, nel novembre scorso.

I vertici della polizia di Jakarta stazionano senza sosta sul luogo dell’incidente e non escludono al momento nessuna pista, compresa quella del terrorismo: “Questo è un caso sul quale dovremo far luce” commenta il generale Sunso Duaji, capo del team di investigatori della polizia, il quale invita a non trarre conclusioni affrettate: “Non si possono trarre conclusioni – ribadisce – prima di aver preso in esame tutte le tracce riscontrate sulla scena del crimine”. Per prevenire ulteriori incidenti, le forze di sicurezza hanno rafforzato i controlli attorno ai principali impianti di carburante del Paese, tra i quali Cirebon a West Java, Cilcap nello Java centrale e a Bali.

Sunday, 18 January 2009

Balada tentang Emak tercinta

Sayangilah Embok Kita


Waktu kamu berumur 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.


Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan ..
sebagai balasannya ..... kamu kabur waktu dia memanggilmu.


Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya .... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai.


Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan.



Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.


Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ..!"


Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ..... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga.


Waktu berumur 8 tahun,
dia memberimu es krim ... sebagai balasannya.. .....kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu.


Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya .... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar.


Waktu kamu berumur 10 tahun,
dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya ... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam.


Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain.


Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya ..... kamu tunggu sampai dia keluar rumah.


Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode.


Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ..... kamu nggak pernah menelponnya.


Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu.


Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ....sebagai balasannya ......... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya.


Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting ... sebagai balasannya .... kamu pakai telpon nonstop semalaman.


Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya .... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.

Waktu kamu berumur 19 tahun,
dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama .... sebagai balasannya ..... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.


Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?"... sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah,cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.....".


Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya .... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."


Waktu kamu berumur 22 tahun,
dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu .... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri.


Waktu kamu berumur 23 tahun,
dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu.


Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."


Waktu kamu berumur 25 tahun,
dia membantumu membiayai pernikahanmu ......sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.


Waktu kamu berumur 30 tahun,
dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya .... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."


Waktu kamu berumur 40 tahun
, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."


Waktu kamu berumur 50 tahun,
dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu .... sebagai balasannya ..... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ...
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ... BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORA NG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU


Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.


Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya..

OngKos upah membantu ibu:


1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20..000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000



Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar.

Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.....

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS

5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu -
GRATIS

Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".


Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: "Telah Dibayar" .



Jika kamu menyayangi ibumu,"FORWARD" lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.

1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh....Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...

APAKAH KAMU SAYANG ORANGTUAMU?? ??

KARENA ORANGTUAMU SELALU MENYAYANGIMU.

Mother is the best super hero in the world.

Tuesday, 13 January 2009

Ferry Affondato: Teratai Prima


Ferry affondato: l’incuria del capitano, poche speranze per ritrovare i corpi

di Mathias Hariyadi

Il traghetto ha ignorato gli avvertimenti sul maltempo. Ma si è scoperto che almeno 45 persone non erano segnate nella lista. La nave era sovraccarica di persone e di cargo. Il racconto dei superstiti, salvati aggrappandosi a cespi di banane, o nuotando per ore nel buio.

Jakarta (AsiaNews) – Dopo due giorni di ricerca con navi e aerei, le speranze di trovare ancora qualche superstite del KM Teratai Prima sono ridotte al lumicino. Il ferry, che trasportava almeno 250 persone, è affondato la notte fra il 10 e l’11 gennaio.

Il maltempo che imperversa non permette facili manovre a tutti i mezzi impiegati: 5 navi da guerra, un aereo di pattuglia, 40 marines con 2 motoscafi.

Fino ad ora sono state salvate 34 persone, fra cui il capitano della nave, Basir.

I sopravvissuti vengono portati a Makassar, nel South Sulawesi.

Rudi Alvian, 17 anni, si è salvato rimanendo attaccato a un cespo di banane finchè non è stato trovato da una scialuppa di salvataggio. Anche Muhammad Yussuf, 37 anni, è stato salvato rimanendo aggrappato a un altro cespo di banane. Yulianus Mangande, 29 anni, è stato svegliato dai rumori sulla nave che si stava piegando sulla sinistra prima di inabissarsi. “Ho dovuto rimanere in acqua – dice - e nuotare nel buio per ore, fino alle 11 di mattina, quando mi hanno recuperato”.

Intanto si comincia a discutere sulle responsabilità del disastro. Il KM Teratai Prima appartiene a una ditta privata, la PT Nur Budi. Il ferry era stato costruito nel 1999 e faceva servizio da Parepare (South Sulawesi) a Samarinda (East Kalimantan).




Jusman Syafii Djamal. ministro dei trasporti, ha criticato il capitano della nave per la sua “ignoranza”: pur avendo ricevuto avvertimenti sullo stato tempestoso del mare, egli ha voluto lo stesso partire. Ma forse questo aspetto non è tutto.

A Makassar, dove sono ammassate centinaia di familiari delle vittime si accusa di corruzione la compagnia, il capitano e l’equipaggio che, incuranti dei pericoli, hanno caricato la nave oltre il dovuto. Almeno 45 persone scomparse non erano segnate nella lista dei passeggeri. Daeng Gassing spiega: “Mio marito è salpato con mio genero e mio nipote verso Samarinda. Il nome del mio genero è segnato sulla lista ed è sopravvissuto; ma quello di mio marito e mio nipote non si trovano da nessuna parte. Come mai?”. Rudy Alfian, un altro sopravvissuto, dice che anche lui non era nella lista dei passeggeri: “Ho comprato il biglietto sulla nave”, ha detto, facendo intendere che i soldi sono andati nelle tasche di qualcuno dell’equipaggio.

Secondo i rappresentanti della PT Nur Budi, la capacità del ferry era di 205 passeggeri e invece è salpato almeno con 250 persone.

Sembra che il traghetto non avesse nemmeno strumenti radio per lanciare segnali d’emergenza. E questo rende ancora più difficile la ricerca anche adesso.

Ruslan Nicholas, capo della polizia a Parepare, ha detto che un’altra causa dell’affondamento è non solo il sovraccarico di persone, ma anche di merci: il ferry aveva con sé pure 274 tonnellate di cargo.

Kalahkan kanker dengan keladi tikus

Membuat kanker tak berdaya dengan keladi tikus

Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "KELADI TIKUS" (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain.

Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs.Patoppoi Pasau,orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia .

Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K. H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan
pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia.

Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.

"Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.

Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi.

Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut.
Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia ," kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.

Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata,mereka menemukan tanaman itu di sana . Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu.

Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat,"

Lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," Kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.

Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal," lanjut Boni.

Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya.
"Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ,"
kata Patoppoi.

Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami,"
lanjut Patoppoi.

Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokterpun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali. "Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untukmenginformasik an bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan
penggunaan tanaman ini di Indonesia . Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.

Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. "Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan.

Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang kesini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.

Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos.

Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.

Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang , Malaysia . Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia , Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live"

Edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr.. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya . Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia , yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta , telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.

Cancer Care Malaysiatelah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni.

Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan . Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia , sekitar 40-60 Ringgit Malaysia ," lanjut Boni. " Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. " tambahnya.

Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabayaini.
Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi.

Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia. Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "ter-kun" atau dokter-dukun. "Di sinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern," kata dokter
tersebut.

Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut.

"Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.

Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa
kesakitan.

Menurut data Cancer Care Malaysia , berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas,
dan hepatitis.

Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan. Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjutsehubungan dengan artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan
lembaga sosial

"Cancer Care Indonesia " beralamat di Jl. Kayu Putih 4 no.5 Jakarta , telp : 021-4894745,

Monday, 12 January 2009

Indonesian Ferry Sank in the rough water of South Sulawesi

Si cerca qualcuno dei 250 dispersi nelle acque delle Sulawesi
di Mathias Hariyadi

Il ferry di linea è affondato ieri. Ingaggiate la marina indonesiana e i pescatori locali. Non c’è molta speranza, dato che il mare è ancora battuto da onde alte. Causa dell’affondamento: la tempesta, ma anche il sovraccarico di persone e merci.

Jakarta (AsiaNews) – La marina indonesiana e i pescatori locali cercano ancora, ma con poche speranze, qualche sopravvissuto dopo l’affondamento del ferry KM Teratai Prima al largo delle coste di Parepare nella provincia di South Sulawesi. Familiari disperati continuano ad attendere notizie e gli arrivi delle navi di ricupero.

Fino ad ora vi sono 18 sopravvissuti, salvati da pescatori che erano nelle vicinanze, ma rimangono almeno 250 persone disperse, fra cui vi sono anche 17 membri dell’equipaggio. Il capitano della nave, Basir, è fra quelli che sono stati tratti in salvo. Egli ha detto che circa 150 persone sono riuscite a tuffarsi in acqua prima che il ferry sprofondasse. Molti indonesiani non sanno nuotare e si pensa che essi siano annegati nel mare, colpito da una tempesta.

Il KM Teratai Prima, partito da Parepare, doveva raggiungere Samarinda, la capitale della provincia East Kalimantan, ma è stata colpita da ondate alte fino a 4 metri che prima l’hanno capovolto e poi affondata. Il rapporto ufficiale cita solo la tempesta come causa dell’affondamento. Ma si sospetta che il ferry – come avviene molto spesso in Indonesia – fosse sovraccarico di passeggeri e merci. Il ministro dei trasporti ha però escluso la causa del sovraccarico. Il ferry era tarato per il trasporto di 300 persone.

L’ufficio metereologico nazionale aveva avvertito che nella giornata di sabato 10 e domenica 11 le acque indonesiane avrebbero presentato alte onde, ma il KM Teratai ha ignorato gli avvertimenti.

In Indonesia le navi traghetto sono un tipico mezzo di trasporto per collegare le maggiori isole dell’immenso arcipelago. Incidenti sono frequenti. Nel dicembre 2006, un ferry con oltre 600 persone è affondato durante un viaggio da Borneo a Java. La maggioranza dei viaggiatori non è mai stata trovata.

Sunday, 11 January 2009

Sidang Susila by Teater Gandrik: Butet Kertaradjasa


Undang-Undang Susila—yang mengatur moralitas dan susila masyarakat—ditetapkan secara sah dan meyakinkan. "Dengan berlakunya Undang-undang Susila ini, maka secara konstitusional kita telah menjadi bangsa yang bermoral dan bertata susila," demikian ditegaskan oleh tokoh Jaksa.


Maka segeralah disusun Garis-garis Besar Haluan Moral Negara, di mana segala macam bentuk pornografi dan pornoaksi akan dihapuskan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila. Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun ditangkapi. Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu kimplah-kimplah. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual, ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban.


Segera Susila disidang, diperlakukan sebagai pesakitan yang menjijikkan. Dia dianggap lebih berbahaya dari psikopat. Susila didakwa berlapis-lapis, agar masyarakat tahu betapa berbahayanya penjahat susila seperti dia. Tapi sesuatu terjadi di luar rencana. Banyak masyarakat yang kemudian menjadikan Susila sebagai ikon perlawanan. Susila dianggap pembangkang yang berani menentang Undang-undang Susila. Alih-alih menjadi pesakitan, di mata sebagian orang, Susila malah dianggap idola.


Sementara itu banyak tokohseperti Hakim, Jaksa, Pembela, Kepala Keamananberusaha mencari kesempatan dari "poyek susila" itu. Bahkan sebagian dari mereka berusaha menyembunyikan perilaku amoral dan asusila mereka dengan kepura-puraan yang adil dan beradab.


Lakon Sidang Susila karya Ayu Utami dan Agus Noor ini akan dibawakan oleh Teater Gandrik (Yogyakarta) yang dipimpin oleh Butet Kartaredjasa.



Friday, 9 January 2009

Palestine_Israel Crisis Fabricated to Boost Radicalism in Indonesia

Estremisti indonesiani “manipolano” il conflitto a Gaza
per promuovere l’islam radicale

Mathias Hariyadi

Una minoranza fondamentalista lancia una propaganda per enfatizzare lo scontro fra cristiani e musulmani in Medio Oriente. Marce di protesta, bandiere bruciate, una casa adibita a sinagoga e negozi di catene americane prese d’assalto a East Java e nelle Sulawesi centrali. Aiuti umanitari dall’Indonesia ai palestinesi della striscia.

Jakarta (AsiaNews) – Gruppi fondamentalisti islamici utilizzano la crisi palestinese per enfatizzare lo scontro fra cristiani e musulmani in Medio Oriente e promuovere una visione dell’islam integralista in Indonesia. La denuncia viene da attivisti per il dialogo interreligioso e rappresentanti delle minoranze, i quali riferiscono di appelli al Jihad da parte di movimenti estremisti, una escalation nelle proteste e la visione distorta sulle ragioni del conflitto in Palestina in una frangia consistente di musulmani indonesiani. Fra gli estremisti vi sono la Hizb ut-Tahrir, movimento mondiale che mira a ristabilire il califfato, e il Front Pembela Islam, Fpi.

Negli ultimi giorni vi sono state dimostrazioni, bandiere bruciate, boicottaggio di prodotti e marche statunitensi e la “chiusura” di una abitazione privata adibita a sinagoga. Lo scorso 7 gennaio un migliaio di manifestanti - appartenenti a 21 organizzazioni musulmane - hanno indetto una marcia di protesta a Surabaya, capoluogo della provincia di East Java. Essi hanno innalzato bandiere palestinesi intonando slogan e canti, poi hanno dato fuoco a bandiere israeliane e americane. Hanno anche mostrato uno striscione che invitava a “boicottare tutti i prodotti americani e israeliani”, poi hanno marciato in direzione di un negozio della catena di fast-food Mc Donald’s. Da ultimo si sono diretti verso una abitazione in centro città – trasformata in luogo di culto ebraico – e ne hanno chiuso con i lucchetti le porte di ingresso. “Volevamo mostrare la nostra solidarietà ai fratelli musulmani di Gaza, vittime dell’attacco di Israele”, commenta Kiai Hajj Abdus Somad Buchori, membro della sezione locale dell’Islamic Ulemas Council (Mui), organizzazione che ha promosso la manifestazione nell’East Java.

Analoga dimostrazione si è svolta nelle Sulawesi Centrali: anche in questo caso vi sono stati appelli al boicottaggio dei prodotti americani ed è stato preso di mira un fast-food della Kentucky Fried Chicken Restaurant. Il negozio è stato prima danneggiato, poi chiuso per tre giorni in segno di “solidarietà” per i palestinesi di Gaza.

Il tentativo di estremizzare il conflitto in Terrasanta su basi confessionali preoccupa la maggioranza musulmana moderata del Paese e le organizzazioni di attivisti. Anche l’ex presidente indonesiano Abdurrahman “Gus Dur” Wahid, pur condannando le atrocità commesse a Gaza, esclude qualsiasi motivazione di carattere religioso e invoca la “via diplomatica” per dirimere il conflitto. Gli fa eco la Commissione indonesiana per i diritti delle donne, che accusa la frangia estremista di mettere in circolazione “notizie fuorvianti” per raggiungere un fine politico: promuovere una visione integralista dell’islam nel Paese. Il 5 gennaio il presidente indonesiano Susilo Bambang Yudhoyono aveva lanciato un appello alla nazione, invitando i cittadini a “non mischiare religione e politica” in merito al conflitto in Terrasanta.

Nel frattempo sono giunti a destinazione i primi aiuti umanitari inviati dall’Indonesia ai palestinesi della striscia di Gaza. Rustam S. Pakaya, capo della missione umanitaria e funzionario del ministero della sanità, ha consegnato il carico nelle mani del rappresentante palestinese Faiz Hamzah attraverso il valico di Rafah, al confine fra l’Egitto e la Striscia di Gaza.

Wednesday, 7 January 2009

Gaza at War: Palestine-Israel Crisis

Presidente indonesiano: “La guerra in Terrasanta non ha radici religiose”
di Mathias Hariyadi

Susilo Bambang Yudhoyono parla per la prima volta del conflitto fra Israele e Palestina. Egli spiega che è frutto di “problemi politici” per il “controllo dei territori” ed esclude motivazioni di carattere confessionale. Il governo predispone l’invio di aiuti umanitari; frange di estremisti islamici reclutano “volontari per il jihad”.

Jakarta (AsiaNews) – “La crisi fra Israele e Palestina non ha radici religiose: è una questione politica. Non ha niente a che vedere con la religione, con il conflitto fra islam e cristianesimo”. È l’appello, il primo nella storia del Paese, lanciato dal presidente indonesiano Susilo Bambang Yudhoyono, il quale invita a “non mischiare religione e politica” in merito al conflitto in Terrasanta.

La presa di posizione del Capo di stato indonesiano intende arginare l’ondata di proteste dell’ala fondamentalista del Paese – tra cui il Fronte per la difesa dell’islam, Fpi – che ha promosso una campagna di reclutamento di combattenti del jihad da inviare in Palestina. “La crisi odierna è frutto di una ostilità permanente, determinata da una questione di sovranità territoriale. Vi prego di non legarla in alcun modo a questioni di tipo religioso” è quanto precisato dal presidente Susilo il 5 gennaio scorso, nel corso di una conferenza stampa indetta al termine dell’incontro con Fariz Mehdevi, ambasciatore palestinese in Indonesia.

Il governo ha disposto l’invio di aiuti umanitari alla popolazione civile della striscia di Gaza, fra cui un team di medici e altri generi di prima necessità che verranno distribuiti attraverso l’Egitto e la Giordania. Alcuni gruppi islamici e comunità sparse nel Paese non ritengono sufficiente un sostegno umanitario e chiedono al governo di consentire l’espatrio ai “volontari musulmani” che vogliono “combattere contro l’occupazione di Gaza da parte di Israele”.

Il presidente Susilo mette in guardia la popolazione, invitandola a non “farsi influenzare” da quanti mistificano la realtà attribuendo radici religiose al conflitto in Terrasanta, il quale vedrebbe opposti i “cristiani di Israele” e i “musulmani di Palestina”. Una precisazione che intende anche prevenire episodi di violenze o scontri all’interno del Paese, teatro in passato di attacchi di una parte della comunità musulmana verso la minoranza cristiana. “Gli indonesiani – conclude Susilo – devono mostrare intelligenza e saggezza nel manifestare la loro solidarietà ai palestinesi di Gaza. Il nostro obiettivo è aiutarli, essere parte della soluzione e non del problema”.

L’appello del Capo di Stato è stato ripreso da Hassan Wirajuda, ministro indonesiano degli esteri, il quale ribadisce che “inviare combattenti islamici non è la risposta giusta per affrontare la questione”, ma è necessario reperire “medicine e altri generi di prima necessità”.

Tuesday, 6 January 2009

Tangan Menentukan Harga


Dalam Tangan Siapa?

Bola basket dalam tanganku berharga $19.
Bola basket dalam tangan Michael Jordan berharga $33 juta.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Baseball dalam tanganku berharga $6.
Baseball dalam tangan Mark McGuire berharga $19 juta.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Raket tenis tak ada gunanya dalam tanganku.
Raket tenis dalam tangan Venus Williams menghasilkan kemenangan dalam kejuaraan dunia.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Tongkat dalam tanganku menghalau binatang buas.
Tongkat dalam tangan Musa membelah lautan luas.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Ketapel dalam tanganku merupakan mainan anak-anak.
Ketapel dalam tangan Daud merupakan senjata dahsyat.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Kau lihat sekarang, segala sesuatu tergantung ada dalam tangan siapa.
Jadi serahkan segala masalahmu, kekhawatiranmu, ketakutanmu,
harapan-harapanmu, impian-impianmu,
keluargamu, kawan serta sahabat-sahabatmu
dalam tangan TUHAN sebab...
segala sesuatu tergantung ada dalam tangan siapa.

Pesan ini sekarang ada dalam tanganmu.
Apa yang hendak kau lakukan dengannya?
Tergantung ada dalam tangan siapa.