Sunday, 18 January 2009

Balada tentang Emak tercinta

Sayangilah Embok Kita


Waktu kamu berumur 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.


Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan ..
sebagai balasannya ..... kamu kabur waktu dia memanggilmu.


Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya .... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai.


Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan.



Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.


Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ..!"


Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ..... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga.


Waktu berumur 8 tahun,
dia memberimu es krim ... sebagai balasannya.. .....kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu.


Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya .... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar.


Waktu kamu berumur 10 tahun,
dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya ... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam.


Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain.


Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya ..... kamu tunggu sampai dia keluar rumah.


Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode.


Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ..... kamu nggak pernah menelponnya.


Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu.


Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ....sebagai balasannya ......... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya.


Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting ... sebagai balasannya .... kamu pakai telpon nonstop semalaman.


Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya .... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.

Waktu kamu berumur 19 tahun,
dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama .... sebagai balasannya ..... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.


Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?"... sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah,cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.....".


Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya .... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."


Waktu kamu berumur 22 tahun,
dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu .... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri.


Waktu kamu berumur 23 tahun,
dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu.


Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."


Waktu kamu berumur 25 tahun,
dia membantumu membiayai pernikahanmu ......sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.


Waktu kamu berumur 30 tahun,
dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya .... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."


Waktu kamu berumur 40 tahun
, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."


Waktu kamu berumur 50 tahun,
dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu .... sebagai balasannya ..... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ...
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ... BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORA NG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU


Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.


Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya..

OngKos upah membantu ibu:


1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20..000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000



Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar.

Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.....

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS

5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu -
GRATIS

Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".


Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
ditulisnya: "Telah Dibayar" .



Jika kamu menyayangi ibumu,"FORWARD" lah
Email ini kepada sahabat-sahabat anda.

1 orang :Kamu tidak sayang ibumu
2-4 orang :Kamu sayang ibumu
5-9 orang :Bagus! Ternyata Kamu Sayang juga Kepada
Ibumu
10/lebih : Waahhhh....Kamu akan disayangi Ibumu
dan juga semua orang...

APAKAH KAMU SAYANG ORANGTUAMU?? ??

KARENA ORANGTUAMU SELALU MENYAYANGIMU.

Mother is the best super hero in the world.

Tuesday, 13 January 2009

Ferry Affondato: Teratai Prima


Ferry affondato: l’incuria del capitano, poche speranze per ritrovare i corpi

di Mathias Hariyadi

Il traghetto ha ignorato gli avvertimenti sul maltempo. Ma si è scoperto che almeno 45 persone non erano segnate nella lista. La nave era sovraccarica di persone e di cargo. Il racconto dei superstiti, salvati aggrappandosi a cespi di banane, o nuotando per ore nel buio.

Jakarta (AsiaNews) – Dopo due giorni di ricerca con navi e aerei, le speranze di trovare ancora qualche superstite del KM Teratai Prima sono ridotte al lumicino. Il ferry, che trasportava almeno 250 persone, è affondato la notte fra il 10 e l’11 gennaio.

Il maltempo che imperversa non permette facili manovre a tutti i mezzi impiegati: 5 navi da guerra, un aereo di pattuglia, 40 marines con 2 motoscafi.

Fino ad ora sono state salvate 34 persone, fra cui il capitano della nave, Basir.

I sopravvissuti vengono portati a Makassar, nel South Sulawesi.

Rudi Alvian, 17 anni, si è salvato rimanendo attaccato a un cespo di banane finchè non è stato trovato da una scialuppa di salvataggio. Anche Muhammad Yussuf, 37 anni, è stato salvato rimanendo aggrappato a un altro cespo di banane. Yulianus Mangande, 29 anni, è stato svegliato dai rumori sulla nave che si stava piegando sulla sinistra prima di inabissarsi. “Ho dovuto rimanere in acqua – dice - e nuotare nel buio per ore, fino alle 11 di mattina, quando mi hanno recuperato”.

Intanto si comincia a discutere sulle responsabilità del disastro. Il KM Teratai Prima appartiene a una ditta privata, la PT Nur Budi. Il ferry era stato costruito nel 1999 e faceva servizio da Parepare (South Sulawesi) a Samarinda (East Kalimantan).




Jusman Syafii Djamal. ministro dei trasporti, ha criticato il capitano della nave per la sua “ignoranza”: pur avendo ricevuto avvertimenti sullo stato tempestoso del mare, egli ha voluto lo stesso partire. Ma forse questo aspetto non è tutto.

A Makassar, dove sono ammassate centinaia di familiari delle vittime si accusa di corruzione la compagnia, il capitano e l’equipaggio che, incuranti dei pericoli, hanno caricato la nave oltre il dovuto. Almeno 45 persone scomparse non erano segnate nella lista dei passeggeri. Daeng Gassing spiega: “Mio marito è salpato con mio genero e mio nipote verso Samarinda. Il nome del mio genero è segnato sulla lista ed è sopravvissuto; ma quello di mio marito e mio nipote non si trovano da nessuna parte. Come mai?”. Rudy Alfian, un altro sopravvissuto, dice che anche lui non era nella lista dei passeggeri: “Ho comprato il biglietto sulla nave”, ha detto, facendo intendere che i soldi sono andati nelle tasche di qualcuno dell’equipaggio.

Secondo i rappresentanti della PT Nur Budi, la capacità del ferry era di 205 passeggeri e invece è salpato almeno con 250 persone.

Sembra che il traghetto non avesse nemmeno strumenti radio per lanciare segnali d’emergenza. E questo rende ancora più difficile la ricerca anche adesso.

Ruslan Nicholas, capo della polizia a Parepare, ha detto che un’altra causa dell’affondamento è non solo il sovraccarico di persone, ma anche di merci: il ferry aveva con sé pure 274 tonnellate di cargo.

Kalahkan kanker dengan keladi tikus

Membuat kanker tak berdaya dengan keladi tikus

Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "KELADI TIKUS" (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain.

Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs.Patoppoi Pasau,orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia .

Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K. H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan
pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia.

Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.

"Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.

Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi.

Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut.
Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia ," kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.

Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata,mereka menemukan tanaman itu di sana . Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu.

Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat,"

Lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," Kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.

Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal," lanjut Boni.

Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya.
"Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ,"
kata Patoppoi.

Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami,"
lanjut Patoppoi.

Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokterpun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali. "Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untukmenginformasik an bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan
penggunaan tanaman ini di Indonesia . Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.

Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. "Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan.

Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang kesini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.

Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos.

Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.

Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang , Malaysia . Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia , Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live"

Edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr.. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya . Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia , yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta , telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.

Cancer Care Malaysiatelah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni.

Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan . Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia , sekitar 40-60 Ringgit Malaysia ," lanjut Boni. " Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. " tambahnya.

Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabayaini.
Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi.

Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia. Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "ter-kun" atau dokter-dukun. "Di sinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern," kata dokter
tersebut.

Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut.

"Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.

Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa
kesakitan.

Menurut data Cancer Care Malaysia , berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas,
dan hepatitis.

Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan. Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjutsehubungan dengan artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan
lembaga sosial

"Cancer Care Indonesia " beralamat di Jl. Kayu Putih 4 no.5 Jakarta , telp : 021-4894745,

Monday, 12 January 2009

Indonesian Ferry Sank in the rough water of South Sulawesi

Si cerca qualcuno dei 250 dispersi nelle acque delle Sulawesi
di Mathias Hariyadi

Il ferry di linea è affondato ieri. Ingaggiate la marina indonesiana e i pescatori locali. Non c’è molta speranza, dato che il mare è ancora battuto da onde alte. Causa dell’affondamento: la tempesta, ma anche il sovraccarico di persone e merci.

Jakarta (AsiaNews) – La marina indonesiana e i pescatori locali cercano ancora, ma con poche speranze, qualche sopravvissuto dopo l’affondamento del ferry KM Teratai Prima al largo delle coste di Parepare nella provincia di South Sulawesi. Familiari disperati continuano ad attendere notizie e gli arrivi delle navi di ricupero.

Fino ad ora vi sono 18 sopravvissuti, salvati da pescatori che erano nelle vicinanze, ma rimangono almeno 250 persone disperse, fra cui vi sono anche 17 membri dell’equipaggio. Il capitano della nave, Basir, è fra quelli che sono stati tratti in salvo. Egli ha detto che circa 150 persone sono riuscite a tuffarsi in acqua prima che il ferry sprofondasse. Molti indonesiani non sanno nuotare e si pensa che essi siano annegati nel mare, colpito da una tempesta.

Il KM Teratai Prima, partito da Parepare, doveva raggiungere Samarinda, la capitale della provincia East Kalimantan, ma è stata colpita da ondate alte fino a 4 metri che prima l’hanno capovolto e poi affondata. Il rapporto ufficiale cita solo la tempesta come causa dell’affondamento. Ma si sospetta che il ferry – come avviene molto spesso in Indonesia – fosse sovraccarico di passeggeri e merci. Il ministro dei trasporti ha però escluso la causa del sovraccarico. Il ferry era tarato per il trasporto di 300 persone.

L’ufficio metereologico nazionale aveva avvertito che nella giornata di sabato 10 e domenica 11 le acque indonesiane avrebbero presentato alte onde, ma il KM Teratai ha ignorato gli avvertimenti.

In Indonesia le navi traghetto sono un tipico mezzo di trasporto per collegare le maggiori isole dell’immenso arcipelago. Incidenti sono frequenti. Nel dicembre 2006, un ferry con oltre 600 persone è affondato durante un viaggio da Borneo a Java. La maggioranza dei viaggiatori non è mai stata trovata.

Sunday, 11 January 2009

Sidang Susila by Teater Gandrik: Butet Kertaradjasa


Undang-Undang Susila—yang mengatur moralitas dan susila masyarakat—ditetapkan secara sah dan meyakinkan. "Dengan berlakunya Undang-undang Susila ini, maka secara konstitusional kita telah menjadi bangsa yang bermoral dan bertata susila," demikian ditegaskan oleh tokoh Jaksa.


Maka segeralah disusun Garis-garis Besar Haluan Moral Negara, di mana segala macam bentuk pornografi dan pornoaksi akan dihapuskan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila. Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun ditangkapi. Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu kimplah-kimplah. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual, ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban.


Segera Susila disidang, diperlakukan sebagai pesakitan yang menjijikkan. Dia dianggap lebih berbahaya dari psikopat. Susila didakwa berlapis-lapis, agar masyarakat tahu betapa berbahayanya penjahat susila seperti dia. Tapi sesuatu terjadi di luar rencana. Banyak masyarakat yang kemudian menjadikan Susila sebagai ikon perlawanan. Susila dianggap pembangkang yang berani menentang Undang-undang Susila. Alih-alih menjadi pesakitan, di mata sebagian orang, Susila malah dianggap idola.


Sementara itu banyak tokohseperti Hakim, Jaksa, Pembela, Kepala Keamananberusaha mencari kesempatan dari "poyek susila" itu. Bahkan sebagian dari mereka berusaha menyembunyikan perilaku amoral dan asusila mereka dengan kepura-puraan yang adil dan beradab.


Lakon Sidang Susila karya Ayu Utami dan Agus Noor ini akan dibawakan oleh Teater Gandrik (Yogyakarta) yang dipimpin oleh Butet Kartaredjasa.



Friday, 9 January 2009

Palestine_Israel Crisis Fabricated to Boost Radicalism in Indonesia

Estremisti indonesiani “manipolano” il conflitto a Gaza
per promuovere l’islam radicale

Mathias Hariyadi

Una minoranza fondamentalista lancia una propaganda per enfatizzare lo scontro fra cristiani e musulmani in Medio Oriente. Marce di protesta, bandiere bruciate, una casa adibita a sinagoga e negozi di catene americane prese d’assalto a East Java e nelle Sulawesi centrali. Aiuti umanitari dall’Indonesia ai palestinesi della striscia.

Jakarta (AsiaNews) – Gruppi fondamentalisti islamici utilizzano la crisi palestinese per enfatizzare lo scontro fra cristiani e musulmani in Medio Oriente e promuovere una visione dell’islam integralista in Indonesia. La denuncia viene da attivisti per il dialogo interreligioso e rappresentanti delle minoranze, i quali riferiscono di appelli al Jihad da parte di movimenti estremisti, una escalation nelle proteste e la visione distorta sulle ragioni del conflitto in Palestina in una frangia consistente di musulmani indonesiani. Fra gli estremisti vi sono la Hizb ut-Tahrir, movimento mondiale che mira a ristabilire il califfato, e il Front Pembela Islam, Fpi.

Negli ultimi giorni vi sono state dimostrazioni, bandiere bruciate, boicottaggio di prodotti e marche statunitensi e la “chiusura” di una abitazione privata adibita a sinagoga. Lo scorso 7 gennaio un migliaio di manifestanti - appartenenti a 21 organizzazioni musulmane - hanno indetto una marcia di protesta a Surabaya, capoluogo della provincia di East Java. Essi hanno innalzato bandiere palestinesi intonando slogan e canti, poi hanno dato fuoco a bandiere israeliane e americane. Hanno anche mostrato uno striscione che invitava a “boicottare tutti i prodotti americani e israeliani”, poi hanno marciato in direzione di un negozio della catena di fast-food Mc Donald’s. Da ultimo si sono diretti verso una abitazione in centro città – trasformata in luogo di culto ebraico – e ne hanno chiuso con i lucchetti le porte di ingresso. “Volevamo mostrare la nostra solidarietà ai fratelli musulmani di Gaza, vittime dell’attacco di Israele”, commenta Kiai Hajj Abdus Somad Buchori, membro della sezione locale dell’Islamic Ulemas Council (Mui), organizzazione che ha promosso la manifestazione nell’East Java.

Analoga dimostrazione si è svolta nelle Sulawesi Centrali: anche in questo caso vi sono stati appelli al boicottaggio dei prodotti americani ed è stato preso di mira un fast-food della Kentucky Fried Chicken Restaurant. Il negozio è stato prima danneggiato, poi chiuso per tre giorni in segno di “solidarietà” per i palestinesi di Gaza.

Il tentativo di estremizzare il conflitto in Terrasanta su basi confessionali preoccupa la maggioranza musulmana moderata del Paese e le organizzazioni di attivisti. Anche l’ex presidente indonesiano Abdurrahman “Gus Dur” Wahid, pur condannando le atrocità commesse a Gaza, esclude qualsiasi motivazione di carattere religioso e invoca la “via diplomatica” per dirimere il conflitto. Gli fa eco la Commissione indonesiana per i diritti delle donne, che accusa la frangia estremista di mettere in circolazione “notizie fuorvianti” per raggiungere un fine politico: promuovere una visione integralista dell’islam nel Paese. Il 5 gennaio il presidente indonesiano Susilo Bambang Yudhoyono aveva lanciato un appello alla nazione, invitando i cittadini a “non mischiare religione e politica” in merito al conflitto in Terrasanta.

Nel frattempo sono giunti a destinazione i primi aiuti umanitari inviati dall’Indonesia ai palestinesi della striscia di Gaza. Rustam S. Pakaya, capo della missione umanitaria e funzionario del ministero della sanità, ha consegnato il carico nelle mani del rappresentante palestinese Faiz Hamzah attraverso il valico di Rafah, al confine fra l’Egitto e la Striscia di Gaza.

Wednesday, 7 January 2009

Gaza at War: Palestine-Israel Crisis

Presidente indonesiano: “La guerra in Terrasanta non ha radici religiose”
di Mathias Hariyadi

Susilo Bambang Yudhoyono parla per la prima volta del conflitto fra Israele e Palestina. Egli spiega che è frutto di “problemi politici” per il “controllo dei territori” ed esclude motivazioni di carattere confessionale. Il governo predispone l’invio di aiuti umanitari; frange di estremisti islamici reclutano “volontari per il jihad”.

Jakarta (AsiaNews) – “La crisi fra Israele e Palestina non ha radici religiose: è una questione politica. Non ha niente a che vedere con la religione, con il conflitto fra islam e cristianesimo”. È l’appello, il primo nella storia del Paese, lanciato dal presidente indonesiano Susilo Bambang Yudhoyono, il quale invita a “non mischiare religione e politica” in merito al conflitto in Terrasanta.

La presa di posizione del Capo di stato indonesiano intende arginare l’ondata di proteste dell’ala fondamentalista del Paese – tra cui il Fronte per la difesa dell’islam, Fpi – che ha promosso una campagna di reclutamento di combattenti del jihad da inviare in Palestina. “La crisi odierna è frutto di una ostilità permanente, determinata da una questione di sovranità territoriale. Vi prego di non legarla in alcun modo a questioni di tipo religioso” è quanto precisato dal presidente Susilo il 5 gennaio scorso, nel corso di una conferenza stampa indetta al termine dell’incontro con Fariz Mehdevi, ambasciatore palestinese in Indonesia.

Il governo ha disposto l’invio di aiuti umanitari alla popolazione civile della striscia di Gaza, fra cui un team di medici e altri generi di prima necessità che verranno distribuiti attraverso l’Egitto e la Giordania. Alcuni gruppi islamici e comunità sparse nel Paese non ritengono sufficiente un sostegno umanitario e chiedono al governo di consentire l’espatrio ai “volontari musulmani” che vogliono “combattere contro l’occupazione di Gaza da parte di Israele”.

Il presidente Susilo mette in guardia la popolazione, invitandola a non “farsi influenzare” da quanti mistificano la realtà attribuendo radici religiose al conflitto in Terrasanta, il quale vedrebbe opposti i “cristiani di Israele” e i “musulmani di Palestina”. Una precisazione che intende anche prevenire episodi di violenze o scontri all’interno del Paese, teatro in passato di attacchi di una parte della comunità musulmana verso la minoranza cristiana. “Gli indonesiani – conclude Susilo – devono mostrare intelligenza e saggezza nel manifestare la loro solidarietà ai palestinesi di Gaza. Il nostro obiettivo è aiutarli, essere parte della soluzione e non del problema”.

L’appello del Capo di Stato è stato ripreso da Hassan Wirajuda, ministro indonesiano degli esteri, il quale ribadisce che “inviare combattenti islamici non è la risposta giusta per affrontare la questione”, ma è necessario reperire “medicine e altri generi di prima necessità”.

Tuesday, 6 January 2009

Tangan Menentukan Harga


Dalam Tangan Siapa?

Bola basket dalam tanganku berharga $19.
Bola basket dalam tangan Michael Jordan berharga $33 juta.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Baseball dalam tanganku berharga $6.
Baseball dalam tangan Mark McGuire berharga $19 juta.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Raket tenis tak ada gunanya dalam tanganku.
Raket tenis dalam tangan Venus Williams menghasilkan kemenangan dalam kejuaraan dunia.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Tongkat dalam tanganku menghalau binatang buas.
Tongkat dalam tangan Musa membelah lautan luas.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Ketapel dalam tanganku merupakan mainan anak-anak.
Ketapel dalam tangan Daud merupakan senjata dahsyat.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Kau lihat sekarang, segala sesuatu tergantung ada dalam tangan siapa.
Jadi serahkan segala masalahmu, kekhawatiranmu, ketakutanmu,
harapan-harapanmu, impian-impianmu,
keluargamu, kawan serta sahabat-sahabatmu
dalam tangan TUHAN sebab...
segala sesuatu tergantung ada dalam tangan siapa.

Pesan ini sekarang ada dalam tanganmu.
Apa yang hendak kau lakukan dengannya?
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Bersyukur adalah Beriman

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, 'Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?' Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, 'Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya.'

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu -
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai -
Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh -
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -
Ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu -
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

Detox is False

Scientists dismiss 'detox myth'

There is no evidence that products widely promoted to help the body "detox" work, scientists warn. The charitable trust Sense About Science reviewed 15 products,
from bottled water to face scrub, and found many detox claims were "meaningless" .
Anyone worried about the after-effects of Christmas overindulgence would get the same benefits from eating healthily and getting plenty of sleep, they said.

Advertising regulators said they looked at such issues on a case-by-case basis.
The investigation, done by research members of the Voice of Young Science network, was kicked off by a campaign to unpick "dodgy" science claims - where companies use phrases that sound scientific but do not actually mean anything.

They challenged the companies behind products such as vitamins, shampoo, detox patches and a body brush on the evidence they had to support the detox claims made.
No two companies seemed to use the same definition of detox - officially defined by the Oxford English Dictionary as the removal of toxic substances or qualities.

In the majority of cases, producers and retailers were forced to admit that they had simply renamed processes like cleaning or brushing, as detox, the scientists said.
Toxins One researcher investigated a Garnier face wash which claimed to detoxify the skin by removing toxins. The "toxins" turned out to be the dirt, make-up and skin oils that any cleanser would be expected to remove, she said.

A five-day detox plan from Boots which claimed to detoxify the body and flush away toxins was also criticised for not being backed by evidence. Evelyn Harvey, a biologist who looked into the product, said that if consumers followed the healthy diet that was recommended alongside the supplement they would probably feel better - but it would
have nothing to do with the product itself.

The researchers warned that, at worst, some detox diets could have dangerous consequences and, at best, they were a waste of money. Tom Wells, a chemist who took part in the research, said: "The minimum sellers of detox products should be able to offer is a clear understanding of what detox is and proof that their product actually works.
"The people we contacted could do neither."

Alice Tuff, from Sense About Science, added: "It is ridiculous that we're seeing a return to mystical properties being claimed for products in the 21st Century and I'm really pleased that young scientists are sharing their concerns about this with the public."
The Advertising Standards Authority said it would investigate such claims on a case-by-case basis if a complaint was made.

"If a product is making claims not substantiated by the evidence submitted by the company we would challenge that."

A spokeswoman from Boots said its five-day detox plan encouraged people to drink water and includes ingredients that "battle against toxins and help protect from the dangers of free radicals".

And Garnier commented: "All Garnier products undergo rigorous testing and evaluation to ensure that our claims are accurate and noticeable by our consumers."