Wednesday, 2 May 2012

PaLingSah, Paguyuban Lingkaran Sahabat Mgr. Ignatius Suharyo Pr (1)

PARA  sahabat yang sudah menjadi anggota Paguyuban Lingkaran Sahabat (PaLingSah) maupun yang belum atau tidak. Salam sejahtera untuk kita semua.

Pada awal masa Prapaskah 2012 ini kiranya saat yang tepat untuk melakukan kegiatan konkrit yang membawa pada perubahan perilaku. Salah satu yang menarik adalah fenomena “mencuci tangan” oleh Pontius Pilatus diubah oleh Yesus menjadi fenomena “mencuci kaki” dilanjutkan dengan “memecah bagi” Roti.

Pertobatan adalah meninggalkan sikap “ tidak mau bertanggung jawab” menjadi sikap “mau melayani peduli dan berbagi”. Prosesnya mulai dari diri sendiri, hal-hal yang kecil dan sekarang.

Lingkaran Sahabat sebagai Paguyuban akan memulai kiprah sejarahnya untuk ambil bagian dalam proses perubahan itu mulai hari ini, Kamis Wage 1 Maret 2012, setelah mendapat restu dari Mgr. Ignatius Suharyo dalam acara tatap muka pada hari Sabtu Wage, 25 Februari 2012.

Semangat peduli dan berbagi
Paguyuban ini dibentuk untuk menjadi mitra dan sahabat yang menemani beliau dalam karyanya dan sekaligus sebagai penanda kehadiran beliau di KAJ. Sebagaimana saran beliau, PaLingSah akan memulai atau melanjutkan dengan kegiatan penguatan suasana rukun, guyub, dan gayeng di antara para sahabat agar bisa menjadi lebih berarti satu dengan yang lain dalam semangat peduli dan berbagi.

Dengan cara itu  akan menjadi ungkapan dan tanda yang diharap dan cita–citakan seperti dituangkan dalam visi-misinya Paguyuban. Melukis wajah Yesus dalam pelayanan menurut istilah Mgr. Ignatius Suharyo. Segala sesuatu mulai dari persahabatan, iman yang dihayati secara benar dengan sendirinya  akan membentuk persekutuan dan persekutuan para sahabat sejati yang terwujud dengan sendirinya karya dan pelayanan akan muncul, itulah keyakinan Mgr. Ignatius Suharyo.

Dirintis sejak tahun 2009
Para sahabat sekalian,

Rintisan membentuk Paguyuban Lingkaran Sahabat Mgr. Ignatius Suharyo sudah dimulai sejak 2009,  sejak beliau mendapatkan penugasan baru diutus mengembang jabatan Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Jakarta. Suasana yang telah mulai terbentuk yakni rukun, guyub, dan gayeng itulah yang akan dilanjutkan kedalam kegiatan yang lebih terorganisir sehingga ada asas manfaat yang berkesinambungan.

Dengan kata lain kehadiran kita satu sama yang lain menjadi berkat sebelum mampu ikut dalam kegiatan-kegiatan yang lebih keluar baik kemasyarakatan maupun pastoral Gereja. Oleh karenanya, kegiatan tahun ini lebih fokus ke dalam melalui temu muka dan perayaan ekaristi bersama Mgr. Ignatius Suharyo sambil menyusun kegiatan atau program yang cocok.

Semoga awal kiprah Paguyuban PaLingSah ini semakin menyatukan kita sebagai sahabat seperti tersirat dalam logo Paguyuban dan penjabarannya sesuai  semangat pelayanan Mgr. Ignatius Suharyo yang mengambil motto Serviens Domino Cum Omni Humilitate (Dengan rendah hati aku melayani Tuhan dan semua orang) sebagaimana termaktub dalam Kisah Para Rasul 20:19.
  
Suryo Pujowiyata, Ketua PanglingSah
Sekretariat PalingSah       
Jl. Jl Cikajang 31                                                                                                          
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan                                                                                                                                                                                      
Email Sekretariat: palingsah_sekretariat@yahoo.com                                
Grup milis anggota: palingsah@yahoogroups.com
        (Bersambung)

Disampaikan oleh Ketua PaLingSah Henricus Suryapujawiyata
Disarikan oleh Mathias Hariyadi

PaLingSah: Katanya, Baru Yang Ini Pasti “Paling Sah” …. (4)

UNTUK  urusan mencari akronim bagi sebuah paguyuban baru, ternyata para eksim –sebutan populer untuk para mantan seminaris— sungguh paling jago menemukan kata paling pas dan tepat.  Untuk menamai perkumpulan atau komunitas para sahabat yang menjadi lingkaran terdekat Mgr. Ignatius Suharyo Pr, para eksim ini sedikit peras pikiran hingga akhirnya….le voila!
 
PaLingSah adalah nama akronim untuk menamai paguyuban lingkaran sahabat Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta saat ini. PaLingSah tak lain adalah akronim untuk Paguyuban Lingkaran Sahabat, sebuah komunitas baru terdiri dari banyak kalangan –mayoritas para eksim—untuk menjadi teman dekat Mgr. Ignatius Suharyo dengan misi utama: mendukung tugas dan fungsi beliau sebagai pemimpin Gereja lokal dalam menjalankan kepemimpinan gerejani sebagai gembala rohani membina iman kaum beriman di Keuskupan Agung Jakarta.



Tapi mengapa harus bernama PaLingSah? Kok terdengar “aneh” begitu?

Menjawab pertanyaan iseng itu, dengan gampang Widiharta menjawab ringan saja. Kalau yang lain harus membayar dengan cara nyicil –kata dia menyitir tagline sebuah tabloid ekonomi-bisnis-finansial— “Nah, ini kami  punya yang harus bayar kontan,” kata alumnus Seminari Mertoyudan ini berkelakar di antara para anggota PaLingSah, medio Maret lalu.

Maka, jadilah nama PaLingSah guna menyebut identitas sebuah komunitas baru di lingkaran para sahabat Mgr. Ignatius Suharyo sebagai “perkumpulan para sahabat” yang tiada yang lain, selain  memang “Paling Sah”.

“Jadi, yang lain-lain bisa jadi  tidak sah,” katanya sembari terkekeh-kekeh.



Semoga saja di kemudian hari PaLingSah benar-benar bisa menjadi sebuah komunitas tempat berkumpulnya para sahabat Mgr. Ignatius Suharyo.

PaLingSah hadir untuk membantu beliau mengemban tugas mulia sebagai gembala dan pemimpin umat katolik di Keuskupan Agung Jakarta.

“Tentu saja, juga menjadi pendukung bagi tugas imamat beliau,” kata Widiharta.

Di PaLingSah, Berbagi Duka-Cerita Menyatu dalam Semangat Persaudaraan

GUYUB menjadi atmosfir paling menonjol ketika segenap alumni Seminari Mertoyudan lintas generasi bersama anggota keluarganya menghadiri Misa Paska bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo, Sabtu (28/4), di  rumah St. Sularto di kawasan Condet, Jakarta Timur.  Pertemuan dan misa bersama ini merupakan acara rutin di kalangan anggota Paguyuban Lingkaran Sahabat alias PaLingSah. 

Ekaristi menjadi acara penting sebagai ungkapan iman sekaligus merangkum acara glenak-glenik (mengobrol sana-sini)  sebagai ungkapan kegembiraan bersama demi upaya mempertautkan iman dan persahabatan antar alumni.

Tujuannya antara lain ingin mendukung Mgr. Ignatius Suharyo mengemban tugas mulia beliau sebagai Uskup Agung Jakarta.

PaLingSah membuktikan cita rasa kesetiakawanan antar alumni itu dengan semangat belarasa. Ini terungkap kuat, ketika semua hadirin sembari bergandengan tangan menyanyikan You Raise Me Up mendoakan almarhum Harindaka Maruti –putra bungsu Prof. Koerniatmanto Soetoprawiro–  yang pekan lalu tewas ditembak perampok di Bandung. Sebelumnya, sejumlah anggota PaLingSah juga menyempatkan diri melayat ke rumah duka.

Tak terkecuali,  Mgr. Ignatius Suharyo pun ikut  bergandengan tangan dengan Romo Bambang Pr dan Romo Samuel Pr.


Kepada segenap alumni Seminari Mertoyudan, Prof. Koerniatmanto mengaku tersentuh sekaligus merasa diperkuat oleh jalinan persahabatan alumni Mertoyudan lintas generasi. Lantaran kapasitas HP-nya sangat terbatas menampung semua ungkapan duka berbela sungkawa, Prof. Koerniatmanto mengaku tak bisa membalas semua SMS tanda kasih itu. Pun pula, beribu ucapan sama yang mengalir ke akun pribadinya melalui email tak bisa dia respon satu per satu.

“Kali ini, saya tak bisa menyembunyikan diri untuk terpaksa ‘cengeng’ di hadapan teman-teman sekalian. Namun, saya harus mengaku bangga atas keberanian anak saya,” ungkapnya tersendat-sendat saat berbagi duka-cerita di PaLingSah.

Saat ekaristi, Mgr. Ignatius Suharyo merespon ungkapan hati Prof. Koerniatmanto itu sebagai syering iman yang sangat berharga sebagai anak-anak Allah.  (Bersambung)

Artikel terkait:
PaLingSah: Katanya, Baru Yang Ini Pasti “Paling Sah” …. (4)
Mgr. Ignatius Suharyo: PaLingSah Hadir untuk Dukung Tugas Penggembalaan Pastoral dan Imamat (3)
Mengenal PaLingSah: Logo Paguyuban Lingkaran Sahabat Mgr. Ignatius Suharyo Pr (2)

Demi Kesehatannya Sendiri, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih Memilih Mundur

APALAH artinya kekuasaan dan kekayaan kalau badan manusia digerogoti penyakit dan dibuat menjadi rapuh karenanya? Sakit adalah urusan penting dalam keseharian hidup kita sebagai manusia. Kesehatan adalah harta tak ternilai harganya dan menjadi sangat berarti.

Kesadaran akan hal ini dengan sendirinya akan  membuncah ria. Itu terjadi  manakala tubuh manusia –karena didera penyakit akut—menjadi sedemikian  tak berdaya untuk menopang jalannya kehidupannya sendiri . Akibatnya, dalam keseharian  kita terpaksa harus  memasrahkan hidup kita kepada sebuah sistem peralatan dan obat-obatan untuk “memperpanjang hidup” dan juga tak kalah pentingnya: belas kasih orang lain.

Dokter, perawat dan sistem penunjang kesehatan adalah rahmat berlimpah bagi kita di kala kita mengalami saat-saat genting dalam kehidupan ini.

Kearifan hidup
Kebijaksanaan dalam menyikapi kehidupan itu hari ini ditunjukkan oleh Menkes RI  Endang Rahayu Sedyaningsih. Dokter  yang dengan gagah berani memutuskan mengundurkan diri dari kursi Menteri Kesehatan RI dan memilih memfokuskan diri untuk mengobati penyakit kanker parunya yang sudah akut pada stadium 4. Keputusan itu dia sampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkesempatan membesuknya di RSCM Jakarta, Kamis (26/4) petang ini.

Banyak orang barangkali akan berjuang mati-matian mempertahankan derajat sosial dan pangkatnya, meski pada kenyataannya ada urusan kehidupan yang jauh lebih utama dan butuh perhatian ekstra: kesehatan. Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih –meski sejak lama mengidap penyakit akut kanker paru—namun tetap sumringah menjalani kesehariannya dengan bekerja secara serius. Penampilannya yang ramah dan santun seakan membersitkan bahwa beliau tidak mengalami gangguan kesehatan serius.

Dia seorang dokter dan juga pengendali urusan kesehatan nasional. Namun toh juga menjadi tak berdaya dan rapuh oleh penyakit yang menggerogotinya dari dalam. Untuk urusan hal ini, beliau memutuskan mundur, membiarkan tugas dan fungsinya sebagai ‘orang penting’ di jagad manajemen kesehatan nasional ditangani oleh orang lain.

Di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Endang Rahayu Sedyangsih menjadi  leader untuk urusan kesehatan nasional. Di ruang perawatan RSCM, Endang Rahayu Sedyaningsih tetap menjadi leader bagi kehidupannya sendiri  di tengah upanyanya menyembuhkan tubuh ragawinya dari penyakit kanker paru.

Bu Endang, semoga tabah menjalani hari-hari penyembuhannya.

Photo credit: ilustrasi (Ist)
Artikel terkait:
RIP: Menkes Endang Rahayu Mengalami Sakit dengan Jiwa Besar

RIP: Menkes Endang Rahayu Mengalami Sakit dengan Jiwa Besar

RABU (2/5) menjelang siang, Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSCM Jakarta Pusat setelah beberapa lama mengidap sakit kanker paru. Awalnya, sesaat sebelum resmi menjadi Menkes, almarhum yang dikenal ramah ini sempat kena tuduhan tak mengenakkan sebagai pihak yang terlalu “condong” ke AS lantaran karirnya sebagai peneliti.

Namun, seakan tak terlalu mau ambil pusing dengan tuduhan itu, Menkes Endang tetap berkarya dan tidak menunjukkan sikap dendam kepada siapa pun. Ia juga tidak sakit hati kepada pejabat sebelumnya, meski pernah dicopot dari posisinya sebagai Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi dan kemudian harus “turun pangkat” menjadi peneliti madya.

Almarhum terlihat selalu positive thinking. Tak terkecuali ketika harus mengalami sakit kanker paru yang perlahan namun pasti menggerogoti kesehatannya. Ia memandang sakit dan penyakitnya sebagai anugerah yang harus diterima dengan lapang dada. “Kalau saya diberi kanker, mengapa tidak? Itu salah satu anugerah yang datang dari Allah,” ujarnya sembari tersenyum hangat menyapa insan pers sebelum rapat dengar pendapat dengan DPR, Oktober 2010.

Jiwa besar (magnanimity) adalah cirri paling menonjol pada almarhum yang dikenal rendah hati. Padahal, ia mengumpulkan sederet prestasi dan itu tak pernah dia agul-agulkan (ditonjolkan) kepada publik.


 Orang akan mengenang almarhum Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai pekerja serius. Meski hanya menjabat 2,5 tahun, namun dia berhasil membakukan sejumlah langkah terobosan penting. Di antaranya kewajiban memberi ASI kepada bayi sesuai Peraturan Pemerintah, melarang iklan dan menampilkan tenaga medis sebagai model iklan susu formula, keharusan menyediakan ruang menyusui di kantor-kantor, dan mengharuskan bebas biaya persalinan bagi keluarga tidak mampu dengan imbalan kesediaan mengikuti program KB.

Lahir di Jakarta 1955, almarhum menikah dengan dr Reanny Mamahit yang kini menjabat Direktur RSUD Tangerang. Pasangan ini meninggalkan tiga orang anak.

Sebelum meninggal dan karena ingin fokus pada proses penyembuhannya, almarhum minta izin Presiden Yudhoyono untuk mundur.

Diolah dari berbagai sumber
Photo credit: Ist

Monday, 30 April 2012

Konser Musik Gereja Gratis di Paroki Theresia Jakarta, 9 Juni 2012

SEBUAH pergelaran music dan koor gerejani dari kelompok Paduan Suara Cappela Victoria Jakarta dalam waktu dekat akan menggelar pentas musik gerejani di Gereja Theresia, Jakarta Pusat. Waktu pergelaran musik dan koor bertajuk O Inestimable Gift – Sacred Music in Honor of the Eucharist ini akan naik pentas hari  Sabtu malam,  tanggal 9 Juni 2012,  pukul 20.00 WIB.

Acara ini terbuka untuk umum dan gratis.

Pada pergelaran musik itu akan dipentaskan program sebagai berikut:
  1. Giovanni Pierluigi da Palestrina
  2. Missa Brevis:  Kyrie,  Gloria,  Credo, Sanctus Benedictus,  Agnus Dei I-II
  3. Giovanni Pierluigi da Palestrina
  4. Ricercari VIII. Super 8 Modos:  Secundi Toni,  Tertii Toni,  Quarti Toni
  5. Domenico Bartolucci: Panis angelicus,  Ave Verum Corpus,  O Sacrum Convivium
  6. Lorenzo Perosi: O Salutaris Hostia
  7. Marco Frisina: Anima Christi
  8. Giuseppe Liberto:  Ubi Caritas
  9. Michele Manganelli:  Adoro te devote
  10. Domenico Bartolucci:  Pange, Lingua, Tantum Ergo

Kelompok Paduan suara Cappela Victoria Jakarta sejak lama menekuni nyanyian polifoni sakral abad XVI, khususnya karya-karya Palestrina dan Victoria. Paduan suara dengan semangat diaspora ini  beranggotakan 33 orang muda. Mereka berasal dari 14 paroki di Keuskupan Agung Jakarta.

Demi tertibnya acara, para peminat musik gerejani yang berminat ingin menyaksikan pergelaran ini dimohon mengontak nama-nama berikut ini guna mendapatkan  undangan/tiket gratis. Mereka yang bisa dikontak adalah  Nanik: 0812 995 178;  Yohana 0818 407 190;  Leslie: 021-32555773;  Lia 0816 1669 764; Winny 0813 8298 9352; Herman 0818 474 448

Berikut ini adalah situs resmi Kelompok Paduan Suara  Cappella Victoria Jakarta:  Blog: http://cappellavict oriajakarta.blogspot. com; Youtube: http://youtube. com/user/ ijusmanis/ videos; Twitter: https://twitter. com/CeVeJeatau @CeVeJe; E-mail: cappella.victoria. jakarta@gmail. com

Alumni Eks Loyola Semarang Main Bersama ke Pulau Tidung

PULAU Tidung di gugus Kepulauan Seribu di perairan utara Jakarta akan menjadi destinasi wisata bersama segenap alumni Keluarga Eks Kolese Loyola (KEKL) Jakarta. Acara rekreasi bersama ini akan digelar pada hari Sabtu-Minggu, tanggal 12-13 Mei 2012 dengan biaya partisipasi sebesar Rp 350.000 ribu/orang.
Besaran biaya partisipasi tersebut sudah mencangkup penginapan ber-AC, snorkeling, sepedaan keliling pulau, barbeque, dokumentasi underwater, T-Shirt kenangan.

Acara rekreasi bersama ini terbuka untuk segenap alumni SMA Loyola Semarang dan lebih luas KEKL.
Silakan mendaftar pada Eric AS dengan nomor telepon 085921577797, Tyas dengan telepon 085643016416. Pembayaran melalui transfer dilakukan melalui  Bendara KEKL a/n Floranita Kustendro dengan akun BCA norek 501 517 0015.

Setelah pembayaran tanda jadi ikut serta dalam acara rekreasi bersama ini, para partisipan diminta segera melakukan konfirmasinya kepada Eric AS atau Tyas pada kedua nomor telepon di atas.

Di PaLingSah, Berbagi Duka-Cerita Menyatu dalam Semangat Persaudaran

GUYUB menjadi atmosfir paling menonjol ketika segenap alumni Seminari Mertoyudan lintas generasi bersama anggota keluarganya menghadiri Misa Paska bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo, Sabtu (28/4), di  rumah St. Sularto di kawasan Condet, Jakarta Timur.  Pertemuan dan misa bersama ini merupakan acara rutin di kalangan anggota Paguyuban Lingkaran Sahabat alias PaLingSah. Ekaristi menjadi acara penting sebagai ungkapan iman sekaligus merangkum acara glenak-glenik (mengobrol sana-sini)  sebagai ungkapan kegembiraan bersama demi upaya mempertautkan iman dan persahabatan antar alumni.

FA Wiyono, Prof. Koerniatmanto dan keluarga    
 (Sesawi.Net/Mathias Hariyadi)


Tujuannya antara lain ingin mendukung Mgr. Ignatius Suharyo mengemban tugas mulia beliau sebagai Uskup Agung Jakarta.

PaLingSah membuktikan cita rasa kesetiakawanan antar alumni itu dengan semangat belarasa. Ini terungkap kuat, ketika semua hadirin sembari bergandengan tangan menyanyikan You Raise Me Up mendoakan almarhum Harindaka Maruti –putra bungsu Prof. Koerniatmanto Soetoprawiro–  yang pekan lalu tewas ditembak perampok di Bandung. Sebelumnya, sejumlah anggota PaLingSah juga menyempatkan diri melayat ke rumah duka.

Tak terkecuali,  Mgr. Ignatius Suharyo pun ikut  bergandengan tangan dengan Romo Bambang Pr dan Romo Samuel Pr.

Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo bersama Romo Samuel Pr dan Romo Bambang Pr  saat memimpin ekaristi di Paguyuban Lingkaran Sahabat  (PaLingSah) di Conder, Jaktim, Sabtu, 28 April 2012  (Sesawi.Net/Mathias Hariyadi)












Kepada segenap alumni Seminari Mertoyudan, Prof. Koerniatmanto mengaku tersentuh sekaligus merasa diperkuat oleh jalinan persahabatan alumni Mertoyudan lintas generasi. Lantaran kapasitas HP-nya sangat terbatas menampung semua ungkapan duka berbela sungkawa, Prof. Koerniatmanto mengaku tak bisa membalas semua SMS tanda kasih itu. Pun pula, beribu ucapan sama yang mengalir ke akun pribadinya melalui email tak bisa dia respon satu per satu.

“Kali ini, saya tak bisa menyembunyikan diri untuk terpaksa ‘cengeng’ di hadapan teman-teman sekalian. Namun, saya harus mengaku bangga atas keberanian anak saya,” ungkapnya tersendat-sendat saat berbagi duka-cerita di PaLingSah.

Saat ekaristi, Mgr. Ignatius Suharyo merespon ungkapan hati Prof. Koerniatmanto itu sebagai syering iman yang sangat berharga sebagai anak-anak Allah.  (Bersambung)

Tuesday, 24 April 2012

RIP: Pastur Thomas “Tom” Fix SCJ (1)

BERITA duka cita datang dari imam-imam Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ) Sabtu (21/4) malam. Pastur Thomas Fix SCJ meninggal dunia di RS St. Carolus Jakarta pada pukul 20.32 WIB, setelah beberapa bulan lamanya sakit kanker tulang.

Kepada Redaksi Sesawi.Net, salah satu keponakan almarhum Christine Hancock dari Milwaukee, Wisconsin (AS) menuturkan, sepekan sebelum meninggal, mendiang Romo Fix berani memutuskan dan minta dokter untuk segera mencabut semua peralatan medik karena tidak ada gunanya bisa “memperpanjang” umurnya. “Kata orangtua saya, karena alat-alat itu toh juga tidak membantu,” tulis Christine kepada Redaksi melalui email.

Dari Romo Samiran SCJ diberitakan, menurut rencana jenazah Romo Tom Fix hari Minggu tanggal 22 April 2012 ini akan disemayamkan di Gereja Paroki Stefanus Cilandak dimana selama beberapa tahun lamanya almarhum pernah bertugas pastoral sebagai romo paroki. Minggu pukul 11.00 jenazah akan diberangkatkan dari RS Sint Carolus ke Gereja Cilandak. Misa requiem di Gereja Cilandak akan diadakan pukul 16.35 WIB petang.


Senin, 23 April 2012 pagi hari jenazah Romo Fix akan diterbangkan ke Palembang untuk kemudian disemayamkan di Seminari St. Paulus dimana beliau pernah berkarya sebagai rektor di seminari menengah di Palembang ini.

Senin pukul 15.00 akan diadakan misa requiem di Seminari St. Paulus untuk selanjutkan berlanjut dengan acara pemakaman di Pemakaman Susteran Charitas, Palembang.

Kepada segenap imam Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ), Redaksi Sesawi.Net mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya. (Bersambung)

Photo credit: Dokumentasi keluarga Fix di Milwaukee, Wisconsin (AS); Sephina Jos.

Artikel terkait: 

Romo Thomas “Tom” Fix SCJ: Tipikal Seorang Pastur yang Baik, Ramah, dan Selalu Murah Senyum (2)

Alumni Kolese Loyola Semarang Selenggarakan the Business Club 4

KELUARGA  alumni eks Kolese (SMA) Loyola Semarang (KEKL) Distrik Jakarta dalam waktu dekat akan menyelenggarakan sebuah workshop tentang bagaimana memulai usaha. Namanya The Business Club dan kali ini sudah memasuki putaran keempat.

The Business Club 4 akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal   : Sabtu, 28 April 2012 pukul 11.00 s/d selesai
Tempat           : Soto Kudus Senayan, Ruko Graha Kencana No. 88, Kebon Jeruk, Jakbar
(Samping Citibank, RCTI)

Kali ini, The Business Club 4 akan menampilkan nara sumber utama yakni Franciscus Denny S.Si yang berprofesi sebagai dosen marketing di Unika Atma Jaya Jakarta.

Acara ini terbuka untuk umum.

Konfirmasi kehadiran, silakan menghubungi perwakilan KEKL Jakarta dengan Sdr. Eric AS (KEKL 2003) dengan nomor 0815 711  7797 atau dengan Sdr. Michael Eric (KEKL 2006) dengan nomor 0811 296 986

 Artikel terkait: