Friday 13 February 2009

Slamet Gundono dan Komunitas Wayang Suket

Cebolang Minggat adalah satu fragmen dalam kitab Centhini (yang diadaptasi oleh Elizabeth D. Inandiak). Lakon ini berkisah tentang remaja nakal bernama Cebolang yang meninggalkan orangtuanya—ayahnya adalah Syekh Akhadiyat—dan mengembara mencari jati diri. Dalam pengembaraan itu, carut-marut kehidupan dan moral ia temui.

Pelampiasan nafsu birahi ia tumpahkan dengan ronggeng janda suci dan bahkan dengan penari reog. Tetapi kisah ini juga memperlihatkan pencarian tentang yang Ilahi, terutama ketika Cebolang bertemu dengan Gatoloco, pun pertemuanya dengan seorang pertapa suci yang mengajarkan kisah Dewa Ruci. Pengembaraan Cebolang ini ingin menegaskan bahwa di balik jatuh bangunnya manusia dalam lumpur kehinaan, pada akhirnya ia mampu menemukan air suci kesejatian.

Wayang Kondo M menyampaikan sebuah gagasan bahwa dalam keliaran hidup akan muncul suatu proteksi alamiah dalam diri kita seperti darah putih yang berfungsi menjaga ketahanan tubuh kita. Secara visual memang ada kondom yang dibuat menjadi wayang, selain digunakan untuk membungkus barang-barang sehari-hari—gelas, piring dan lain-lain.

Lakon Cebolang Minggat karya Elizabeth D. Inandiak ini akan dibawakan oleh Komunitas Wayang Suket (Surakarta) dengan sutradara Slamet Gundono.

Bertempat di Teater Salihara, pementasan diadakan pada hari Jumat-Sabtu, 20-21 Februari 2009, 20:00 WIB. Tiket seharga Rp 50.000,- (dan Rp 25.000,- khusus untuk pelaja atau mahasiswa) dapat diperoleh langsung di Komunitas Salihara, atau reservasi melalui Asty 0817-999-5057, Laly 0812-8008-9008, Nike 0818-0730-4036, atau secara online melalui www.salihara.org.

No comments: