Berikut ini, sedikit kenangan
testimonial dari rekan-rekan almarhum tentang sosok Romo A. Priyambono
Pr yang kami rangkum dari beberapa sumber milis katolik.
- Henricus Surya Pujawiyata (Paguyuban Lingkaran Sahabat/PaLingSah , Jakarta): Romo Priyambono adalah alumni Seminari Mertoyudan angkatan masuk tahun 1972. Sekelas dengan saya, Suryoto dan Kasyanto. Dari 54 seminaris, hanya almarhum bersama keempat rekan kami yang akhirnya menerima tahbisan imamat. Selain Romo Priyambono, juga ada Romo Susanto, Romo Gito Suratman Pr, Romo Swibaktoto MSC, Rm Yuliono MSC. Sejak muda sebagai seminaris, beliau dikenal sebagai pribaid yang ramah, rendah hati, rajin, rapih, sederhana, bersahaja, bisa bercanda. Almarhum juga sangat focus belajar. Boleh dibilang pintar dan punya kemampuan leadership menonjol dan itu terbukti beliau dipercaya memimpin akademi dan kelas. Sejak lulus hingga akhirnya ketemu lagi saat reuni tahun 2008, nyaris tidak ada yang berubah. Sejak tahun 1975, saya tidak pernah pernah bertemu beliau. Selamat jalan sahabat pada Bulan Suci Bunda kita, engkau sebagai imam pilihanNya berjalan menghadap Yesus putranya. Kiranya kebahagiaan abadi dianugerahkan kepadamu di Surga. Doa-doa kami para sahabat mengiringimu dan jadilah pendoa untuk kami pula. Engkau sudah sampai P (Padang-Pepadang-Paskah) dari ruh yg kami bangun dalam Lingkaran Sahabat-sahabatmu pula di sini.
- Dwijo Sudiyono (Guru swasta, Bandar Lampung): Selamat jalan Romo Priyambono Pr. Barangkali pada usia 56-57 tahun, beliau harus sowan menghadap Tuhan! Kabar kepergianmu sempat membuat saya terkesima, seakan tidak percaya. Karena pagi-pagi sebelum pukul 07.00 pagi, Joko Purwodianto di Nganjuk sempat menelepon aku, menyampaikan kabarmu. Kok mendadak! Lalu saya tanya karena apa meninggal: sakit atau apa? Juga tidak bisa jawab. Apakah rekan alumni bisa kasih info, meninggal karena sakit menahun atau serangan jantung? Kesannya, sangat mendadak! Romo Pri menjadi teman seangkatan di KPP Mertoyudan tahun 1972. Anggota tim IFO basket, karena almarhum suka basket. Mari ambil hikmahnya. Yang segera terlintas pada saya, para romo rajin-rajinlah cek kesehatan! Ndherek bela sungkawa para romo KAS.
- YR Widadaprayitna (Yayasan Wulangreh, Semarang): Met jalan Mbon! Begitu kira-kira yang ingin saya ucapkan pada romo yang satu ini. Sebab biasanya saya memanggilnya Mbon seperti dia memanggiku dengan nama kecilku.Jarang lo di zaman sekarang ini ada romo yang sepertinya tetap berperilaku kalem, sederhana, murah senyum, tekun dan setia pada panggilan tugasnya tanpa kena imbas hingar bingar dunia moderen. Mbon, saya mau bilang: kamu telah melayani dengan hati, imamat dan umatmu!:
- Didiek Dwinarmiadi (Kompas, Jakarta): Romo Pur dan para romo anggota Unio KAS, nderek belo sungkowo. Sugeng tindak Romo Priyambono. Senyum dan candamu waktu misa di rumah ibu di Puluhwatu, Klaten masih terkenang. Semoga Sang Gembala baik segera membawamu ke Surga.
- Ari Benawa (PGU, Jakarta): Sugeng tindak sowan Ngarsa Dalem Gusti, Romo Priyambono. Mugi manggiha katentreman Dalem krana sih kadarman Dalem Gusti, Amin. Almarhum Romo Priyambono ini saya kenal sebagai fibur imam yang ganteng, murah senyum, ramah, dan selalu ceria.
- Photo credit: Almarhum Romo A. Priyambono Pr berkacamata duduk di baris belakang nomor empat dari kanan. Foto almarhum bersama teman-teman alumni angkatan tahun 1972. Foto ini diambil saat mereka kelas 1 di Seminari Mertoyudan tahun 1973 (Dokumen Hari Hardjanta) (Bersambung)
No comments:
Post a Comment