
Seratipun: Ki Jogogati
Tenang itu tidak ramai, tetapi semarak
Semarak itu meriah, tetapi tidak urakan
Tenang itu tidak urakan, tetapi tertib
Tertib itu rapi, tetapi tidak tegang
Tenang itu tidak tegang tetapi sunyi
Sunyi itu sepi tetapi tidak mati
Tenang itu tidak mati, tetapi kreatif
Kreatif itu aktif, tetapi tidak kacau
Tenang itu tidak kacau, tetapi hening
Hening itu diam, tetapi tidak bisu
Tenang itu tidak bisu, tetapi bersuara
Bersuara itu befirman dan tidak berteriak
Ia tidak akan berteriak atau
menyaringkan suaranya atau
Memperdengarkan suaranya di jalan (Yes 42,2)
Sebab Tuhan berfirman
Maka semuanya jadi (Mz 33,9)
Jadi
Tenang itu semarak dan meriah
Tenang itu tertib dan rapi
Tenang itu sunyi dan sepi
Tenang itu kreatif dan aktif
Tenang itu hening dan diam
Tenang itu bersuara dan berfirman
Sebab Tuhan berfirman maka semuanya jadi (Mz 33,9)
Jadi
Tenang itu tidak ramai dan tidak urakan
Tenang itu tidak urakan dan tidak tegang
Tenang itu tidak tegang dan tidak mati
Tenang itu tidak mati dan tidak kacau
Tenang itu tidak kacau dan tidak bisu
Tenang itu tidak bisu dan tidak berteriak
Ia tidak akan berteriak atau
menyaringkan suaranya atau
Memperdengarkan suaranya di jalan (Yes 42,2)
Buluh yang patah terkulai
Tidak akan diputuskannya
Dan sumbu yang pudar nyalanya
Tidak akan dipadamkannya
Tetapi dengan setia Ia akan menyatakan hukum (Yes 42,3)
Tidak berteriak itu cuma senyum
Senyum itu tenang
Tenang itu senyum
Mempesona
Indah
dan Agung...
Memoar pada sebuah dinding, Juni 1984, Mertoyudan
TEAM = Together Everyone Achieve More | |
Masyarakat kita sudah mengakrabi kebiasaan bagus yang populer disebut gotong royong. Bahasa Jawa memaknai kegiatan itu dengan sebutan akrab: sambatan.
Demikian dinyatakan dalam Injil Matius 18: 19-20. “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." *) A. Sony H. Waluyo membuka usaha jasa terjemahan di Kelapa Gading, Jakarta Utara. |
1. DENDAM DAN BENCI
Hati manusia selalu berubah-ubah, sekarang marah mungkin besok lusa sudah reda, bahkan mungkin lebih baik lagi terhadap kita. Kerap kita terluka oleh kemarahan orang lain terhadap kita, tetapi hendaknya kita bersabar dan tidak perlu mendendam dan membenci atau membalasnya untuk memuaskan ego kita, karena dendam dan benci adalah perangkap setan yang bisa membawa kehancuran bagi ke dua belah pihak, berdoalah memohon kepada "ALLAH" untuk mengatasi perasaan kita dan selalu berpikir positif.
2. TAK TAHU
Keberanian mengatakan "TAK TAHU" untuk hal yang tidak kita ketahui jauh lebih menenangkan dan dihormati daripada ingin terlihat SERBA TAU. Sesungguhnya "ALLAH" Maha tau kalau kita Tidak Tahu, jadi lebih baik jujur, lalu kita berikhtiar untuk menemukan jalan memperbanyak ilmu.
3. PEKA ILMU
Hati yang bersih akan peka terhadap ilmu, apa yang dilihat, didengar, dirasa akan menjadi samudera ilmu yang membuatnya kian bijak, arif dan tepat dalam menyikapi hidup ini. Orang yang iri dan dengki, segala hal bisa jadi masalah bukan menjadi ilmu. Orang yang minder juga demikian, ilmu seolah tertutup baginya karena sungkan dan segan. orang yang sombong apalagi, semua hal dianggap sepele atau kurang selevel, sehingga tak membuatnya tergerak mengambil pelajaran dari hal yang dialami orang lain.
4. HINDARI KONFLIK
Konflik biasanya terjadi karena SAYA BENAR dan KAMU SALAH. Untuk menghindari konflik berilah kesempatan hati untuk mengatakan "Kita Benar" dan "Dia pun Boleh jadi Benar", Dengan demikian akan mudah mencari solusinya. Ubah ubah cara pandang dari negatif menuju positif.
5. KONSISTEN BERBUAT BAIK
Mustahil semua orang akan menyukai kita, walaupun kita telah berbuat baik semaksimal mungkin. jadi tidak usah aneh dan kecewa apabila orang yang kita baiki ternyata bahkan berbuat kurang ajar atau menyusahkan kita. Terus saja berbuat yang terbaik karena itulah yang akan kembali kepada kita. Serendah-rendahnya tujuan adalah mendapat penghargaan dan pengakuan dari orang lain. Semulia-mulianya tujuan adalah mendapat penghargaan dan kasih sayang dari "ALLAH"
Thanks to Mr.Prayudi atas Inspirasi-nya
Catholic and Protestant residents of the predominantly Christian Rutong village in the Ambon mayoralty (
The spirit of
"Both Catholic and Protestant Christian communities in the
Last Saturday (Jan 26) Minister Susilo Yudhoyono chaired a
After meeting separately with both Catholic, Protestant-Christian leaders and previously with some leading Muslim figures at the governor’s residence at the capital, Minister Yudhoyono said that the two warring groups had shown the ability and desire to reconcile. "This despite some basic differences on certain points," Yudhoyono said speaking afterwards to reporters, adding that a special team consisting of ministers, security officers and local government officials has been set up to draft definitive action plans for talks between leading figures of the rival factions. "We hope that between six and nine months, the peace process will be finalized," Minister Yudhoyono added.
Meanwhile bomb blasts and gunfire rang out in the eastern part of Ambon city only hours after
Local troops later returned fire in the areas where the shooting took place, no causalities were reported. "Shootings and bomb blasts are supposed to instigate sentiments among believers who at present realize they have long been manipulated by provocateurs," a local resident spoke to Fides in terms of anonymity. The prolonged conflict between Protestants and Muslims, which broke out in January 1999, has caused the estimated slaughter of about 20,000 lives. (Fides 29/01/2002)