Selain lembaga pemerintahan, kebiasaan singkat menyingkat juga berlaku untuk tag line suatu daerah. Solo Berseri, Jogja Berhati Nyaman, Temanggung Bersenyum, Cilacap Bercahaya. Semuanya adalah singkatan. Juga untuk menyebut suatu kawasan, yang katanya akan menjadi suatu kawasan yang unggul dan berkembang.
Bermula dari Jabotabek, eh sekarang Jabodetabek. Muncul pula Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Beruntung tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang Solo Yogya, disingkat menjadi Semar Loyo. Mungkin di masa mendatang akan muncul juga Dibalang Sendal (Purwodadi, Batang, Pemalang,
Asal jangan Susu Mbokde (
Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di Depazter alias Depan Pasar Terban. Bahkan, dari pusat
Sampeyan seorang yang enthengan, ringan tangan, suka membantu, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong? Berarti sampeyan layak menyandang nama Willem Ortano, alias Dijawil Gelem Ora Tau Nolak (dijamah mau tidak pernah nolak).
Atau kalau sampeyan pinter omong, jualan obat, meyakinkan orang dengan omongan sampeyan yang nggak karuan bener salahnya, maka jangan marah kalau sampeyan dipanggil sebagai Toni Boster,alias Waton Muni Ndobose Banter (asal bunyi bohongnya besar).
No comments:
Post a Comment