Monday, 30 April 2012

Di PaLingSah, Berbagi Duka-Cerita Menyatu dalam Semangat Persaudaran

GUYUB menjadi atmosfir paling menonjol ketika segenap alumni Seminari Mertoyudan lintas generasi bersama anggota keluarganya menghadiri Misa Paska bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo, Sabtu (28/4), di  rumah St. Sularto di kawasan Condet, Jakarta Timur.  Pertemuan dan misa bersama ini merupakan acara rutin di kalangan anggota Paguyuban Lingkaran Sahabat alias PaLingSah. Ekaristi menjadi acara penting sebagai ungkapan iman sekaligus merangkum acara glenak-glenik (mengobrol sana-sini)  sebagai ungkapan kegembiraan bersama demi upaya mempertautkan iman dan persahabatan antar alumni.

FA Wiyono, Prof. Koerniatmanto dan keluarga    
 (Sesawi.Net/Mathias Hariyadi)


Tujuannya antara lain ingin mendukung Mgr. Ignatius Suharyo mengemban tugas mulia beliau sebagai Uskup Agung Jakarta.

PaLingSah membuktikan cita rasa kesetiakawanan antar alumni itu dengan semangat belarasa. Ini terungkap kuat, ketika semua hadirin sembari bergandengan tangan menyanyikan You Raise Me Up mendoakan almarhum Harindaka Maruti –putra bungsu Prof. Koerniatmanto Soetoprawiro–  yang pekan lalu tewas ditembak perampok di Bandung. Sebelumnya, sejumlah anggota PaLingSah juga menyempatkan diri melayat ke rumah duka.

Tak terkecuali,  Mgr. Ignatius Suharyo pun ikut  bergandengan tangan dengan Romo Bambang Pr dan Romo Samuel Pr.

Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo bersama Romo Samuel Pr dan Romo Bambang Pr  saat memimpin ekaristi di Paguyuban Lingkaran Sahabat  (PaLingSah) di Conder, Jaktim, Sabtu, 28 April 2012  (Sesawi.Net/Mathias Hariyadi)












Kepada segenap alumni Seminari Mertoyudan, Prof. Koerniatmanto mengaku tersentuh sekaligus merasa diperkuat oleh jalinan persahabatan alumni Mertoyudan lintas generasi. Lantaran kapasitas HP-nya sangat terbatas menampung semua ungkapan duka berbela sungkawa, Prof. Koerniatmanto mengaku tak bisa membalas semua SMS tanda kasih itu. Pun pula, beribu ucapan sama yang mengalir ke akun pribadinya melalui email tak bisa dia respon satu per satu.

“Kali ini, saya tak bisa menyembunyikan diri untuk terpaksa ‘cengeng’ di hadapan teman-teman sekalian. Namun, saya harus mengaku bangga atas keberanian anak saya,” ungkapnya tersendat-sendat saat berbagi duka-cerita di PaLingSah.

Saat ekaristi, Mgr. Ignatius Suharyo merespon ungkapan hati Prof. Koerniatmanto itu sebagai syering iman yang sangat berharga sebagai anak-anak Allah.  (Bersambung)

No comments: