Suatu hari, seorang istri sedang bersiap menyantap sepiring pisang goreng yang masih panas...
Suami : "Ma... bagi dong..."
Istri : " Ada tertulis = janganlah kamu meng-ingini milik orang lain.."
Suami : " Ada tertulis juga = berilah, maka kamu akan diberi."
Istri: "Hai pemalas, pergilah kepada semut dan contohilah lakunya !"
Suami: " Ada tertulis : Kasihilah sesamamu manusia..."
Akhirnya, dengan terpaksa sang istri menyerahkan sebuah pisang goreng kepada suaminya...
Istri: "Nih, pergilah!! dan jangan berbuat dosa lagi!!!!
Tuhan Pengawas Makanan
Pada acara retret di luar kota, setelah acara sesion 1 diselingi dengan rehat kopi.
Disisi meja terletak kue pukis dengan tulisan "Silahkan masing-masing mengambil satu....Awas Tuhan mengawasinya.
Di meja yang lain ada kue kering dengan tulisan " Silahkan ambil sesuka hatimu...Mumpung Tuhan sedang mengawasi kue pukis.
Menghalalkan Dosa
Setelah selesai kebaktian, disuatu LP, Pendeta Josef berbincang bincang dengan para Narapidana yang ada.
Pendeta: "Badu, kenapa kamu dipenjara?"
Badu : "Mencopet, Pak Pendeta."
Pendeta: "Apakah kamu tidak tahu kalau itu dosa?"
Badu : "Tahu, Pak."
Pendeta: "Kenapa kamu lakukan itu?"
Badu : "Tujuan saya mendidik, Pak"
Pendeta: "Mendidik apa?"
Badu : "Mendidik supaya orang-orang berjaga jaga, karena Tuhan akan datang seperti pencuri, karena itu saya mendidik supaya orang-orang selalu berjaga jaga dimanapun berada. Untuk itu,
barangnya saya copet agar mereka sadar, untuk tetap berjaga jaga sampai Tuhan datang. Kasian kan mereka, kalau Tuhan datang mereka tertidur?"
Pendeta: "Tetapi, apakah barang yang kamu ambil, kamu kembalikan lagi?"
Badu : "Itulah kelalaian saya, Pak.
”Pendeta: "Bertobatlah kamu, karena kerajaan surga sudah dekat."
Menumpuk Bara Api
Seorang ibu tersedu-sedan mengadu kepada pendetanya, karena mendapat perlakuan tidak senonoh dari suaminya yang ringan tangan. Percekcokan selalu mewarnai kehidupan keluarga itu.
Maka, pendeta pun bertanya, "Sudahkah Ibu menumpukkan bara api di atas kepalanya?" (Maksud pendeta adalah membalas kejahatan dengan
kebaikan/kasih seperti dalam Roma 12:20).
Tetapi, rupanya ibu itu salah paham. Maka dengan antusias dan spontanitas sambil mengusap air mata ibu itu berkata, "Kalau bara api sih belum pernah, tapi kalau kopi panas, sering ...."
Seorang ibu tersedu-sedan mengadu kepada pendetanya, karena mendapat perlakuan tidak senonoh dari suaminya yang ringan tangan. Percekcokan selalu mewarnai kehidupan keluarga itu.
Maka, pendeta pun bertanya, "Sudahkah Ibu menumpukkan bara api di atas kepalanya?" (Maksud pendeta adalah membalas kejahatan dengan
kebaikan/kasih seperti dalam Roma 12:20).
Tetapi, rupanya ibu itu salah paham. Maka dengan antusias dan spontanitas sambil mengusap air mata ibu itu berkata, "Kalau bara api sih belum pernah, tapi kalau kopi panas, sering ...."
Lebih baik Memberi daripada Menerima
Seorang kaya namun pelit agak gusar setelah mendengarkan khotbah dari pendeta yang mengulas firman"Lebih baik memberi dari pada menerima".
Lalu dia mendekati pendeta setelah kebaktian selesai, dan katanya.
"Apakah khotbah pak pendeta tadi ditujukan pada saya?"
"Oh...tentu tidak pak, bukankah ayat tadi untuk semua orang?" jawab pendeta datar
"Asal bapak tahu saja...saya selalu menerapkan ayat tsb. pada setiap pekerjaan saya" sahutnya sedikit meninggi.
" Syukurlah...puji Tuhan, ngomong-ngomong pekerjaan bapak apa?" tanya pendeta.
" Saya petinju pak"jawabnya sambil berlalu
Seorang kaya namun pelit agak gusar setelah mendengarkan khotbah dari pendeta yang mengulas firman"Lebih baik memberi dari pada menerima".
Lalu dia mendekati pendeta setelah kebaktian selesai, dan katanya.
"Apakah khotbah pak pendeta tadi ditujukan pada saya?"
"Oh...tentu tidak pak, bukankah ayat tadi untuk semua orang?" jawab pendeta datar
"Asal bapak tahu saja...saya selalu menerapkan ayat tsb. pada setiap pekerjaan saya" sahutnya sedikit meninggi.
" Syukurlah...puji Tuhan, ngomong-ngomong pekerjaan bapak apa?" tanya pendeta.
" Saya petinju pak"jawabnya sambil berlalu
Pergi ke Neraka
Suatu hari, pendeta khotbah. Beliau slalu memperhatikan salah satu jemaat yang selalu tidur saat penyampaian firman. tiba-tiba dgn keras, pendeta itu berkata:"siapa yang ingin ke neraka, berdirilah!"..
Dengan spontan jemaat itu berdiri. Semua jemaat tertawa terbahak-bahak.
"saya tidak tahu yang bapak pendeta katakan barusan, tapi yang saya tahu hanya saya dan pak pendeta yang berdiri" kata jemaat itu nggak mau kalah.
Doa Makan
Kemarin saya dan istri mengundang beberapa orang untuk makan malam di rumah. Istri saya pun sejak pagi sudah mempersiapkan segala makanannya. Ketika semua tamu telah datang, ia menyuruh anak kami yang berusia 6 tahun untuk memimpin doa sebelum makan.
"Ayo Nak, kamu yang pimpin doanya"
"Tapi Bu, doanya ngomong apa?" jawabnya.
"Katakan saja apa yang biasanya Ibu katakan," kata istri saya.
Putri kami itu segera melipat tangan dan berkata ...
"Ya Tuhanku, kenapa sih saya harus mengundang orang-orang ini makan malam?"
No comments:
Post a Comment